Selasa, 13 Agustus 2013

DATANGNYA BALABANTUAN PERSONIL BARAT UNTUK MELAWAN BASHAR AL-ASHAD


DATANGNYA BALABANTUAN PERSONIL  BARAT UNTUK MELAWAN BASHAR AL-ASHAD,KARENA RAKYATNYA DAN BASHAR AL-ASSAD  MEMBANTU DAN MELAWAN ESRAIL DI PALESTINA,SEHINGGA RAKYAT PALISTINA JUGA BERDATNAGAN MEMBANTU BASHAR AL-ASSAD,SEMENTAR BANI SAUD,MENENTANG BERDEMO DAN MENGIRIM RELAWAN KE PALISTINA UNTUK MELAWAAN ESRAIL

Krisis Suriah :

Konspirasi Busuk Saudi Arabia, Qatar dan Antek-antek Zionis

Amerika, Israel, Saudi, Qatar, Turki, al Qaida adalah setali tiga uang, sama-sama berkonspirasi menimbulkan kekacauan di Suriah demi menggulingkan pemerintah dukungan rakyat pendukung perlawanan Palestina.

Konspirasi Busuk Saudi Arabia, Qatar dan Antek-antek Zionis

Amerika, Israel, Saudi, Qatar, Turki, al Qaida adalah setali tiga uang, sama-sama berkonspirasi menimbulkan kekacauan di Suriah demi menggulingkan pemerintah dukungan rakyat pendukung perlawanan Palestina.


Menarik mencermati perkataan wakil Menteri Luar Negeri Iran urusan Arab dan Afrika, Hossein Amir-Abdollahian, dalam sebuah wawancara (8/3) yang dimuat di Islam Times beberapa hari lalu, ketika itu ia mengatakan bahwa Iran tidak akan pernah mengizinkan Amerika Serikat mengambil keuntungan dari krisis yang melanda Suriah. Iran juga tidak akan membiarkan AS mengganggu keseimbangan kekuasaan di wilayah tersebut.

Fokus tulisan ini bukan untuk mendedah hasil wawancara itu (diperlukan tulisan tersendiri untuk membahasnya), tapi akan membahas krisis bikinan paksa yang terjadi di suriah dan konspirasi busuk yang sebenarnya terjadi untuk melengserkan paksa pemerintahan al Asad. Dengan perlahan, terutama setelah semua upaya menggulingkan pemerintahan suriah dukungan rakyat gagal dilakukan, krisis Suriah membuka mata dunia dan mempertontonkan kebusukan musuh-musuh suriah sebenarnya. 1.

Amerika, Israel dan NATO Hampir semua kerusuhan, peperangan dan teror yang terjadi khususnya di Timur Tengah, dalangnya adalah Amerika-Israel dengan menggunakan NATO sebagai ujung tombaknya. Arab spring yang terjadi di dunia Arab sebenarnya konspirasi mereka meskipun tidak semuanya sejalan dengan skenario yang sudah mereka persiapkan. 

Dikarenakan bangkitnya kesadaran rakyat dan rindunya mereka dengan kebebasan dan kemulian Islam yang selama ini terpendam dalam kubangan lumpur dosa para pemimpin boneka Amerika dan budak Israel. Suriah adalah diantara negara yang berusaha dikudeta secara halus dengan cara menggunakan segelintir oposisi binaan CIA yang sudah dipersiapkan, baik dana maupun persenjataan. Perusuh-perusuh binaan ini adalah para teroris yang tidak segan membunuh sipil dan anak-anak kecil sekalipun. 

Barat menamakan mereka “aktivis”. Amerika – Israel begitu bernafsu menggulingkan pemerintahan sah Damaskus dan menggunakan segalam macam cara termasuk veto PBB, dikarenakan dukungan penuh dan tanpa henti Suriah terhadap trio muqowamah; Iran, Hamas dan Hizbullah. Inilah inti sebenarnya kengotototan Washington. Di samping itu, karena Damaskus begitu mesra dengan musuh Amerika, Rusia dan Cina. Sehingga banyak analis perang mengatakan kalau krisis suriah sebenarnya perang antara Amerika vs Rusia Cina. Bahkan kalau seandainya perang jadi digelar akan terjadi perang dunia ketiga.

Maka tidak heran, jika Amerika-Israel tidak segegabah menurunkan NATO. Sebagaimana kasus Libya yang secara langsung dan prontal mengobarkan perang. Disamping sudah kehabisan modal juga terlalu beresiko kalau mengobarkan perang baru, maka konspirasi Amerika-Israel dengan mempersenjatai teroris dan NATO secara tidak langsung. Dalam sebuah operasi yang dilakukan pemerintah Suriah di kota Homs terungkap bahwa agen Mossad, CIA dan Blackwater terlibat dalam kekerasan militer di Suriah. Bukti keterlibatan itu terkuak saat pihak militer Suriah menangkap 700 orang bersenjata dan mereka adalah warga Arab, Israel, dan Amerika yang menggunakan senjata buatan Eropa . Tulis Media Rusia, Rabu (7/3) Al-manar juga melaporkan bahwa Pasukan keamanan Suriah mendapat bukti yang kuat atas keterlibatan militer Barat 'dalam konflik internal Suriah, Ahli urusan strategis Suriah, Salim Harba mengatakan, "Orang-orang bersenjata yang ditangkap adalah warga Negara Arab, Irak, dan Libanon. 

Di antara mereka adalah juga agen intelijen Qatar dan non-Arab pejuang dari Afghanistan, Turki, dan beberapa negara Eropa seperti Perancis, " Harba juga mengatakan bahwa kantor koordinasi opoisi yang berada di Qatar adalah disponsori oleh Amerika. Selain itu, Kebocoran informasi yang diperolah dari perusahaan intelijen Stratfor juga menunjukkan tentara NATO yang menyamar sudah berada di berbagai tempat di Suriah sejak lama. 2. Liga Arab, Saudi, Qatar dan Turki Dalam krisis yang terjadi di Suriah, Liga Arab sudah kehilangan legitimasinya. Sejatinya, Suriah yang nota bene merupakan anggota Liga Arab dan berhak mendapat perlindungan, justru menjadi korban kebijakan pengayomnya.

Dari awal sejak krisis Suriah terjadi, negara-negara liga Arab justru mengembargo pemerintahan Asad dan menguncilkan Damaskus. Dan liga Arab pulalah yang memaksa krisis Suriah menjadi urusan internasional dengan melibatkan PBB. Liga Arab menjadi kaki tangan dan corong Amerika-Israel, maka Saudi dan Qatarlah yang mewakili kepentingan mereka, karena mereka punya kepentingan dan urusan yang sama. Disamping unjuk gigi supaya dianggap sebagai negara berpengaruh di kawasan, Saudi dan Qatar juga berupaya menjegal Iran yang dianggap mempunyai pengararuh besar di kawasan. Menyingkirkan peran Iran terkait krisis Suriah adalah hal penting buat mereka. Aliran dana dan persenjataan kepada oposisi dan teroris bayaran dari Saudi dan Qatar mengalir deras, dengan melibatkan Turki diperbatasan negaranya. Pelatihan-pelatihan perang kepada oposisi oleh CIA jauh-jauh hari juga sudah dilakukan di Turki. Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Hamad bin Jassim al-Thani dalam pertemuan para menlu Liga Arab di Kairo, Sabtu, 10/03/, begitu bernafsu supaya secepatnya menyerang Suriah.


 "Saatnya tiba untuk melaksanakan usul mengirim pasukan Arab dan internasional ke Suriah," kata Sheikh . Menteri Informasi Suriah, Adnan Mahmud mengatakan, Arab Saudi dan Qatar mendukung "geng teroris bersenjata" beroperasi di Suriah dan mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas insiden pembunuhan di negara ini. "Beberapa negara mendukung geng teroris bersenjata, seperti Arab Saudi dan Qatar, teroris adalah kaki tangan mereka, dan menargetkan warga Suriah ... mereka harus bertanggung jawab atas pertumpahan darah," kata Mahmoud. Sheikh Mohammad Alaedin Madhi (16/3), seorang ulama senior Mesir mengatakan, Arab Saudi dan Qatar terang-terangan campur tangan dalam urusan internal negara-negara Muslim lainnya dan menyebut dua negara tersebut sebagai 'pelayan Israel' karena sedang melaksanakan rencana Israel-AS di Suriah. "Pertama, apakah ada demokrasi di Qatar dan Arab Saudi? Saya tidak berpikir begitu. Mereka sudah mengganggu di Libya. Mereka juga sudah membunuh orang ratusan kali lebih dari yang Gaddafi lakukan di Libya.

 Mereka (Qatar dan Saudi) tidak ada hubungannya dengan Islam." Kata ulama tersebut dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Press TV di ibukota Mesir, Kairo. Bahkan utusan PBB-Liga Arab, Kofi Annan ketika berusaha mencari solusi damai atas kerusuhan Suriah dengan cara mendesak supaya menghentikan kekerasan, justru Kelompok-kelompok bersenjata di Suriah binaan Saudi dan Qatar menolak proposal itu. Mantan Sekjen PBB ini memperingatkan setiap intervensi militer di Suriah dan setiap kesalahan perhitungan tentang Suriah akan berdampak mengerikan bagi kawasan. Dan konspirasi busuk yang berdampak mengerikan di Suriah saat ini justru sedang berlangsung. 3. Al Jazira, Al Arabiya Dan Media-Media Corong Amerika-Israel Untuk memuluskan konspirasi yang mereka rancang di Suriah, Amerika, Israel, Turki, Saudi dan Qatar menggunakan media-media mainstream sebagai corong kebijakan busuk mereka. Media yang sejatinya sebagai penerang dan alat warta kebenaran dan berkeadilan, ditangan musuh-musuh Suriah menjadi senjata mematikan untuk mempengaruhi opini publik dunia.


Media masa mereka menjadi alat pembenaran arogansi. Barat mengedepankan jargon kebebasan bereksperi, tapi itu hanya untuk musuh mereka dan demi kepentingan mereka sendiri. Sangat disayangkan, media-media nasional di Indonesia menelan mentah-mentah pemberitaan bohong itu (baca editorial Islam Times, Kompas Ngawur (Lagi) Soal Pemberitaan Suriah) Pekerja media di Al Arabiya milik Saudi Arabia dan Al Jazeera milik Qatar, karena kemanusian dan independensinya terusik ketika harus memanifulasi pemberitaan yang bertentangan dengan fakta, ahirnya ramai-ramai mengundurkan diri (baca editorial Islam Times, Al-Jazeera akan Gulung Tikar?) dan berita Tertangkap Basah: CNN Palsukan Video Kerusuhan Suriah) Duta Suriah untuk PBB Bashar al-Jaafari mengatakan, seorang wartawan dari Kantor Berita Qatar, jaringan TV Al-Jazeera, di London, memberikan catatan kepadanya dan mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Qatar menginstruksikan kepada jaringan Al-Jazeera untuk meningkatkan jam tayang liputan media Al-Jazera terkait kerusuhan pesanan di Suriah, sebelum pertemuan Dewan Keamanan pada tanggal 4 Februari lalu.

Ia pun mengkritik saluran televisi berita, Al Arabiya Saudi dan Al Jazeera milik Qatar, yang didirikan semata untuk "melayani kepentingan Israel." 4. Wahabi, al Qoida dan Fatwa Ulama Saudi Kospirasi yang lebih busuk lagi dalam krisis politik bikinan di Suriah adalah menyatunya antara Fatwa ulama Saudi untuk membenarkan tindakan pemerintahannya mengintervensi Suriah dan seruan pemimpin al Qoida pengganti Osama kepada para pengikutnya untuk mendukung pemberontak dan kesemuanya sejalan dengan keinginan Amerika dan Israel.

Mufti Agung Arab Saudi dan Ketua Ulama Senior Sheikh Abdul Aziz bin Abdullah Al-Sheikh, berfatwa bahwa mendukung Tentara pemberontak di Suriah dan membuatnya lebih kuat seiring dengan semakin lemahnya rezim Suriah adalah bentuk jihad di jalan Allah. Mufti Wahabi panutan kelompok takfiri tersebut mengatakan bahwa segala hal yang bisa memperkuat Tentara Bebas Suriah dan memperlemah rezim Suriah diperbolehkan oleh Syariah (hukum agama). 

"Upaya melemahkan rezim Suriah, adalah cara berjuang untuk Allah" tandasnya. Pemimpin Al-Qaedah, Ayman Al- Zawahiri dalam sebuah rekaman video berdurasi delapan menit dengan judul Onwards, Lions of Syria di sebuah situs, menyerukan para pengikutnya yang berada di Turki, Irak, Yordania dan Libanon untuk mendukung para pemberontak Suriah. “Rakyat Suriah masih terus berduka setiap hari, sedangkan Bashar al-Assad tidak kunjung tergoyahkan," ujar al-Zawahiri seperti dikutip Reuters Minggu, (12/2). Dia pun menyeru pengikut Wahabi supaya membantu saudara-saudaranya di Suriah dengan semua yang mereka bisa, hidupnya, uangnya, serta informasi yang dimiliki. Sebagaimana diberitakan, Deputi kementerian dalam negeri Irak mengatakan kepada AFP, hari Sabtu (11/02) bahwa orang-orang al Qoida dengan senjata lengkap bergerak dari Irak menuju Suriah.

 Di Irak mereka meneror orang-orang Syiah dan menimbulkan kekacauan, setelah sebagian tentara Amerika ditarik dari Irak, sekarang di Suriah memerangi pasukan keamanan Suriah demi melancarkan agenda Amerika-Israel, saudi-Qatar. Disadari atau sengaja, konspirasi ulama Wahabi dan seruan pemimpin al Qaida itu sebenarnya dalam rangka melemahkan perjuangan rakyat Palestina dan demi mendukung eksistensi Zionis di kawasan. Bohong belaka mereka memerangi Amerika dan Israel sedangkan yang memperkuat perlawanan di Palestina adalah Basar al Asad di Suriah. Amerika, Israel, Saudi, Qatar, Turki, al Qaida adalah setali tiga uang, sama-sama berkonspirasi menimbulkan kekacauan di Suriah demi menggulingkan pemerintah dukungan rakyat pendukung perlawanan Palestina. Siapa yang akan menang? Kemenangan milik Suriah yang bertahan dan berani melawan dengan dukungan segenap rakyatnya. [IslamTimes/sa]


II.KEKEJAMAN MUJAHDIDIN HAWARIJD
Teroris Suriah memakan daging manusia yang diiris dari dada mayat di depan kamera…! Mereka adalah kaum Wahabi yang menyebut dirinya FSA, Alqaeda, Jabhat al-Nusra dan lain-lain, dan mengklaim dirinya sebagai mujahidin. Secara langsung ini berarti mereka telah menghina Islam secara terang-terangan di depan kamera, dengan cara mempertontonkan kejahatan. Menurut Zen Al Jufri, seorang Facebooker yang konsen terhadap perkembangan perang  di Suriah, mereka yang menyebaut dirinya sebagai “mujahidin” tersebut adalah binatang yang berbahasa Arab…! Salah seorang dari mereka memakan daging mayat sambil berteriak takbir “Allahu akbar!!!” Silahkan lihat sendiri vedeonya di bawah ini:

 Dua bulan yang lalu, ketika masjid Al Iman dibom oleh pembom bunuh diri yang menyebabkan gugurnya Syaikh Al Buti, buru-buru FSA mengklarifikasi bahwa mereka tidak pernah menyerang masjid, dan berbalik menuduh Presiden Bashar Al Assad yang membom masjid tersebut. Jadi… benarkah FSA mujahidin tidak pernah menyerang masjid? Lihat faktanya di bawah ini, bagaimana mereka menyerang dan meruntuhkan menara masjid dengan teriakan takbir “Allahu akbar!!”
Peringatan Amat Sangat Penting !!! Yang masih di bawah umur dan yang lemah jantung dilarang keras nonton video sadis berikut ini …. Tentang penyembelihan dan penembakan oleh Jabhah Nusrah secara bergiliran terhadap beberapa tawanannya. Jabhah Nusrah adalah salah satu sayap militer FSA di Suriah. Kami terus terang tidak sanggup menonton video ini sampai tuntas, tetapi menurut cerita orang-orang yang memberanikan diri nonton hingga habis, video ini mempertontonkan tindakan sadis plus kekejaman luar biasa.


Sumber : http://www.islam-institute.com/inilah-fakta-wahabi-di-suriah-kejahatan-di-balik-teriakan-takbir-allahu-akbar

III.AKIBAT BERITA-BRITA BOHONG YANG DILAKUKAN PIHAK PEMBERONTAK
MENGUNDANG PIHAK BARAT  MEMBANTU PEMBERONTAKAN ATAS PEMERINTAAH YANG SYAH DAN DEMOKRATIS  ATAS PRESIDEN BASHAR AL-ASSAD.SEPERTI DIBERITAKAN OLEH BEBERAPA MEDIA OPOSISI .

Seperti dilaporkan VIVA News berikut :

VIVAnews - Konflik di Suriah yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun membuat resah umat Muslim di seluruh dunia. Tidak heran, Suriah kini telah menjadi magnet bagi ribuan mujahidin, termasuk di antaranya ratusan dari Barat.

New York Times, Senin 29 Juli 2013, memberitakan bahwa saat ini ada sekitar 6.000 mujahidin asing yang turun ke Suriah. Data yang dikumpulkan oleh badan intelijen negara-negara Barat ini juga menunjukkan, 140-600 di antaranya berasal dari Barat.

Rincian lebih jelas sulit untuk diperkirakan. Namun, perkiraan kasar ada sekitar 140 warga Prancis, 100 Inggris, 75 Spanyol, 60 Jerman, dan beberapa dari Kanada dan Australia. Mujahid Barat ini juga datang dari Amerika Serikat, Austria, Denmark, Finlandia, Irlandia, Italia, Norwegia, Swedia dan Belanda, berdasarkan studi April lalu oleh International Center for the Study of Radicalization di London.

Jumlah ini bahkan lebih banyak ketimbang mujahidin Barat yang turun ke Irak, Afganistan, Somalia atau Yaman. Menurut laporan intelijen, motivasi mereka datang ke Suriah adalah untuk membantu rakyat negara itu untuk menggulingkan rezim Bashar al-Assad yang kejam.

Salah satunya yang tercatat adalah Nicole Lynn Mansfield, wanita 33 asal Flint, Michigan, Amerika Serikat, yang tewas di provinsi Idlib. Nicole baru masuk Islam lima tahun lalu dan menurut catatan AS tengah bekerja untuk perusahaan Ceko di Suriah.

Dia tewas dalam sebuah mobil bersama dua orang pria. Kantor berita SANA mengatakan, ketiganya ditembaki karena memata-matai pangkalan militer di idlib. Salah satu dari mereka dilaporkan melempari tentara Suriah dengan granat.

Warga AS lainnya yang ke Suriah adalah Eric Harroun, 30. Mantan tentara warga Phoenix ini dijuluki oleh pejuang Suriah sebagai "Orang Amerika" aktif mengumbar kegiatannya di Facebook dan Youtube. Sekembalinya ke AS, Harroun ditahan polisi atas tuduhan tergabung dalam kelompok teroris di Suriah.

Barat Ketar-ketir

Kepergian mereka ke Suriah membuat negara asal mereka ketar-ketir. Eropa dan AS khawatir, para mujahid ini sekembalinya dari Suriah akan membuat ulah atau aksi teror di tanah air. Pasalnya, di Suriah mereka telah dibekali dengan pengetahuan tempur, bahan peledak dan senjata.

"Suriah telah menjadi medan perang utama para mujahidin di seluruh dunia. Ada kekhawatiran dan ancaman bahwa mereka yang ke Suriah menjadi radikal, terlatih dan tergabung dalam pergerakan jihad di Eropa Barat dan Amerika Serikat," kata Matthew G. Olsen, direktur Pusat Pemberantasan Terorisme Nasional Amerika Serikat.

Sejauh ini belum ada laporan soal aksi teror dari para mujahid jebolan Suriah ini. Namun, Menteri Dalam Negeri Prancis sudah mewanti-wanti, menyebut mereka sebagai "bom waktu". Berbagai negara di Eropa juga mulai memperketat perjalanan warganya agar tidak ke Suriah.

Pemerintah Belanda contohnya, sudah meningkatkan ancaman teror menyusul semakin banyaknya warga mereka yang berjihad ke Suriah. Beberapa waktu lalu, Belanda menangkap wanita 19 tahun yang diduga merekrut mujahidin Belanda untuk ke Suriah.
----------------------------------
VI.TOKO UTAMA  PENYOKONG KUDETA MILITER  MESIR TERNYATA SYI’AH
MESIR

 (Arrahmah.com) – Salah satu tokoh utama pendukung kudeta militer yang terjadi di Mesir, Mohamed El Baradei, telah menyatakan bahwa dirinya berkeyakinan Syiah.
Wakil presiden Mesir itu menyampaikan pernyataan tersebut pada pelaksanaan shalat Idul Fitri di Masjid Al-Azhar di Kairo, kantor berita Buratha melaporkan, seperti dilansir JN pada Selasa (13/8/2013).

El Baradai, yang saat ini mengepalai Partai Al-Dastoru di Mesir, mengejutkan jamaah Muslim dengan mengatakan bahwa dia shalat dengan tata cara Syiah. Ketika ditanya apakah dia telah memeluk Syiah, El Baradei mengatakan, Saya memiliki identitas Sunni dan keyakinan Syiah dan tidak ada alasan bagi saya untuk menolak keyakinan saya.“

- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/08/13/tokoh-utama-pendukung-kudeta-militer-di-mesir-ternyata-syiah.html#sthash.GxCgKrgd.dpuf
Sebelumnya, El Baradei juga telah menentang oposisi Salafi yang menolak kunjungan wisatawan Iran ke Mesir. Dia mengklaim bahwa Sunni dan Syiah melaksanakan haji bersama-sama dan tidak ada alasan untuk menolak akses wisatawan Iran ke beberapa situs ziarah di Mesir.

Mantan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) itu juga disebut-sebut sebagai salah satu di antara pihak yang turut andil dalam pembukaan “Huseiniyah Syiah” pertama di Mesir. (banan/arrahmah.com) - See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/08/13/tokoh-utama-pendukung-kudeta-militer-di-mesir-ternyata-syiah.html#sthash.GxCgKrgd.dpuf

http://www.arrahmah.com/news/2013/08/13/tokoh-utama-pendukung-kudeta-militer-di-mesir-ternyata-syiah.html
V.MAKAM SHAHABAT NABI DIHANCURKAN OLEH WAHABI
Madzab Dajjal Wahabi Semakin Brutal: Makam Sahabat Utama Nabi saw Hujr Bin Adi di Bongkar


Damaskus- Konflik di Suriah belum juga usai. Di tengah konflik yang ditengarai ditunggangi oleh kelompok Barat yang tidak suka dengan kepemimpinan Presiden Basar Asad, yang dalam beberapa kesempatan mengecam dan mengancam Israel, mulai memasuki babak baru.

Mata beberapa ulama dari penjuru dunia mulai tertuju ke Suriah, yang dalam sejarah perkembangan Islam sempat menjadi ibukota Dinasti Umayah. Penyebabnya adalah kabar pembongkaran makam sahabat Nabi Muhammad SAW di kawasan Adra, yang tidak jauh dari Damaskus.

Makam yang dimaksud, sebagaimana dilansir beberapa media seperti Al Alam dan Al Manaar pada Kamis malam (2/5) waktu setempat, adalah makam Hujr bin Adi.

Hujr bin Adi merupakan salah satu sahabat dekat Rasulullah dan ikut terlibat dalam berbagai peperangan mempertahankan agama. Di masa Khalifah Imam Ali bin Abi Thalib, Hujr ikut membela Imam dalam perang Jamal, Siffin dan perang Nahrawan.

Kembali ke kabar pembongkaran. Makam Hujr dibongkar oleh kelompok pemberontak (wahabi salafi), Selain membongkar batu nisan, kelompok pemberontak itu juga menggali liang lahadnya. Bahkan disebutkan oleh sejumlah saksi, jasad Hujr yang masih utuh itu dibawa lari ke tempat yang hingga saat ini tidak diketahui.

Atas pembongkaran ini, sejumlah ulama di kawasan Timur Tengah angkat bicara. Salah seorang imam rujukan dalam bidang fikih di Qum, Iran, Ayatullah al Uzma Jaafar Subhani, sebagaimana dilansir Abna, mengecam keras tindakan pembongkaran makam ini dan meminta negara- negara Islam dan ulama mengerahkan umat Islam untuk bertindak kepada para pemborantak Suriah yang telah melampaui batas.

Kecaman serupa disampaikan oleh salah seorang Imam Masjid Al Aqsha di Palestina, Syeikh Salahuddin bin Ibrahim. Selain mengecam aksi pembongkaran makam sahabat Nabi, Salahuddin juga mempertanyakan alasan jihad sebagaimana diungkapkan para pemberontak.

Baginya, sangat tidak masuk akal dan tidak memiliki landasan syariat, jihad dilakukan kepada kelompok yang masih dalam satu agama, sementara mereka mengabaikan jihad di Palestina.

Sementara itu ditempat terpisah Teroris Wahabi berkoar: Giliran Makam Zainab akan Kami Bongkar!

Bersamaan dengan pengumuman diliburkannya Hauzah Ilmiah Dunia Syiah sebagai bentuk protes atas penistaan kuburan Hujr bin Adi, sahabat Nabi Saw dan Imam Ali as, seorang anasir Wahabi kelompok Tentara Bebas Suriah (FSA) mempublikasikan foto lain pembongkaran kuburan Hujr bin Adi dan mengeluarkan ancaman akan melakukan tindakan yang sama terhadap kuburan Sayidah Zainab dan Ruqayyah as.

Di bawah gambar pembongkar kuburan Hujr bin Adi tertulis,  

"Perhatikan bagaimana perasaan anak-anak Khomeini dan warga Iran saat ini! Ketika mereka menyaksikan apa yang kami lakukan terhadap kuburan Rawafidh (Syiah). Tapi mereka tidak tahu bagaimana sebentar lagi kami akan melakukan hal yang sama terhadap kuburan yang lain. Kami segera menuju kuburan Zainab dan Ruqayah dan mengeluarkan jasad mereka dari dalam tanah. Kami akan memutilasi kepala berhala mereka dan memusnahkannya."

Kecaman yang sama juga datang dari Libanon. Pemimpin kharismatik Hizbullah, Sayid Hasan Nasrullah, mengecam tindakan brutal para pemberontak yang membongkar makam tersebut. "Makam sahabat yang mulia, Hujur bin Adi merupakan salah satu makam yang paling penting menurut pandangan seluruh umat Islam. Penghinaan terhadapnya dan aksi pembongkaran tersebut berpuncak dari ideologi terrorisme," kata Hasan Nasrullah.[deleteisrael]




Sumber: RMOL

                                         Gb Palig kanan,tangan lurus adalah sholat cara Syi'ah
                                                        Mohamed El Baradei ,Syi'ah

                                                    Presiden Suria, Bashar Al-Assad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar