Kamis, 18 Juli 2013

SEJARAH AWAL MUHAMMADIYAH YANG TERLUPAKAN DAN DUSTA ADALAH HALAL



SEJARAH AWAL MUHAMMADIYAH YANG TERLUPAKAN

Karena aqidah dan syari'at Salafi Wahabi.semakin hari semakin dekatnya masa-masa Qiyamat,tidak akan bisa membendungnya lagi,bahwa aqidah mereka mutasyabiha,dan tritauhid,Rububiyah,uluhiyah dan asmmaiyah semuanya mutasyabiha dan syari'atnya selalu bersalah-salahan degan Ahlussunnah Wal-Jama'h,yang menta'ati sunnah Rasulullah,sunnah chulafairosidin,dan menta'ati perintah Rasulullah bahwa Al-Ulamak Warisatul ambiyak ,untuk itu carilah selamat khususnya Aqidah dan syari'atnya,degan tanpa mencederai atribut yang dicapai. Jagan hanya pasrah kepada gengsi,jagan dituruti nafsu itu,carilah selamat !

Yang terpenting Aqidah dan syari'atnya jagan diserahkan kepada Aqidah Salafi Wahabi yang dinyatakan oleh Rasulullah sebagai misi tandauk syetan Al-Nejd,dan menjadi pembicaraan seluruh ulamak sedunia.

Mari simak Sejarahnya.

Perkumpulan Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 dan baru mendapat persetujuan dari Gubernur Jenderal Belanda di Jakarta pada tanggal 22 Agustus 1914. Sayyid Abdullah bin Alwi Alattas seorang staf Jamiat Kheir sangat berperan dalam usaha Ahmad Dahlan menghadapi kegiatan Missi dan Zending di Jawa ini, ia memberikan bantuan keuangan untuk berdirinya perkumpulan Muhammadiyah.

Memang pada awalnya perkumpulan ini didirikan sebagai reaksi terhadap kondisi umat Islam di Hindia Belanda terutama di Jawa ketika itu yang dinilai tidak mampu menghadapi tantangan zaman karena lemah dalam berbagai bidang kehidupan. Menurut Hamka, ada tiga faktor yang melemahkan umat Islam, yang dinilai Ahmad Dahlan agak memprihatinkan, yaitu; keterbelakangan atau kebodohan, kemiskinan dan kondisi pendidikan Islam yang sangat kuno, sehingga tidak mampu mengantisipasi dan bersaing dengan sekolah-sekolah Missi dan Zending.

Menurut Harun Nasution, motivasi lain yang juga menjadi pendorong Ahmad Dahlan, adalah ide-ide Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha yang terdapat dalam majalah al-Manar. Majalah ini juga menjadi salah satu bacaan Ahmad Dahlan terutama sekembali dari tanah suci. Ahmad Dahlan memberi perhatian besar pada pengajaran dan pendidikan serta menghindari keterlibatan dalam politik praktis. Tujuan ini sama dengan tujuan didirikannya perkumpulan Jamiat Kheir yang menekankan masalah sosial dan pendidikan. Pada Anggaran Dasar Muhammadiyah tahun 1921 tujuan dari perkumpulan ini, yang terdapat pada artikel 2 dan 3 menekankan kepada pengajaran dan pendidikan.

Setelah delapan tahun berdiri, Muhammadiyah telah tersebar ke seluruh pulau Jawa bahkan seluruh Indonesia. Di tiap-tiap cabang didirikan sekolah-sekolah Muhammadiyah. Sekolah-sekolah tersebut terdiri atas sekolah Diniyyah yang khusus mengajarkan agama dan sekolah-sekolah model pemerintah yang memberikan pengajaran agama dan pengajaran umum. Dilihat dari kurikulum pengajarannya, menampilkan kesan bahwa integrasi materi pengajaran ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum, mencerminkan model kurikulum yang telah dirintis oleh perguruan Islam sebelumnya, terutama Jamiat Kheir diterapkan dalam persyarikatan Muhammadiyah.

Pengaruh Jamiat Kheir terhadap Ahmad Dahlan memang terlihat dari pemikirannya tentang pendidikan Islam. Beberapa pernyataan memberi informasi bahwa Ahmad Dahlan menjadi anggota ke-770 Jamiat Kheir. Dalam pengantar buku Thariqah menuju Kebahagiaan, Muhammad al-Bagir menulis:

“Tertarik kepada ide-ide pembaharuan yang timbul dalam Jamiat Kheir ini, dan yang digambarkan sebagai penggerak Dunia Islam Baru yang pertama kali di Indonesia, khususnya di pulau Jawa, banyak tokoh agama dan nasional mencatatkan diri sebagai anggotanya. Diantara mereka inilah terdapat tokoh-tokoh yang kemudian mendirikan perkumpulan-perkumpulan seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Sarekat Islam dan Budi Utomo. Tercatat sebagai anggota antara lain KH. Ahmad Dahlan sebagai anggota nomor 770. Dari sanalah mereka mengenal bacaan-bacaan kaum reformis Islam yang didatangkan dari luar negeri.”

Menurut Karel A. Steenbrink, K.H.Ahmad Dahlan bukanlah seorang teoritikus dalam bidang agama. Dia lebih bersifat pragmatikus yang sering menekankan semboyan kepada murid-muridnya: ‘Sedikit bicara, banyak bekerja’. Dia juga merupakan salah seorang murid ulama Syafi’i, Syaikh Ahmad Khatib yang terkenal di Mekkah.

Ali Musthafa Ya’kub mengatakan bahwa Ahmad Dahlan melakukan shalat Tarawih dua puluh raka’at, sebagaimana hal tersebut dilakukan oleh KH. Hasyim Asy’ari dan pengikut madzhab Syafi’i di Indonesia.

Bahkan saking dekatnya ikatan emosional KH.Ahmad Dahlan dengan Ahlul Bayt beliau menyarankan bahwa segeralah membentuk organisasi otonom kaum perempuan Muhammadiyah dan nama yang diusulkan beliau adalah Fathimah dengan alasan yang paling pas nama yang disandingkan di sisi Rasul Saw. dalam perjuangan dan dakwah Islam adalah putri tercinta Nabi Saw. Sayyidah Fathimah dan para pengikutnya dinamakan Fathimiyah. Akan tetapi terjadi perdebatan diantara sahabat dan pengurus awal Muhammadiyah mengenai nama Fathimah atau Aisyiyah dan suara terbanyak menginginkan nama Aisyiyah sehingga dinamakanlah organisasi otonom (ortom) itu dengan Aisyiyah.

Sebelum mendirikan Muhammadiyah, KH.Ahmad Dahlan bergabung terlebih dahulu dengan Jamiat Khair, gerakan pembaharu Islam pertama di Indonesia berdiri tahun 1901. Melalui organisasi ini KH.Ahmad Dahlan berkenalan dengan Syeikh Ahmad Syurkati, Sayyid Abdullah Alattas yang sudah lebih dulu mengenal gagasan pembaharuan Islam serta memiliki akses terhadap publikasi gagasan-gagasan pembaruan Islam di Timur Tengah. Inilah yang melatar-belakangi ketertarikan KH.Ahmad Dahlan bergabung dengan Jamiat Khair. Organisasi inilah yang mengilhaminya untuk membangun organisasi Islam berwawasan modern.

Tekanan dari penjajah Belanda berpengaruh besar terhadap pergerakan umat Islam di Nusantara. Untuk mengembalikan pergerakan umat Islam ke jalan yang benar, para pengikut pemikiran Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh membawa gerakan pembaharuan melalui pan islamismenya di Kampung Pekojan. Perjuangan dua tokoh ini bak gayung bersambut dan dilaksanakan oleh pejuang Islam tanah air yang kemudian melahirkan sebuah organisasi Islam di Pekojan pada tahun 1901. Organisasi ini diberi nama Jamiat Khair. Didirikan oleh Sayyid Ali Shahab dan Sayyid Idrus Shahab. Organisasi ini tidak bergerak di bidang politik tetapi menitikberatkan pada semangat pembaruan melalui lembaga pendidikan modern.

Meski membangun basis perjuangan melalui pendidikan, Jamiat Khair tidaklah berbentuk sekolah agama melainkan sekolah dasar biasa dengan kurikulum modern. Para siswa tidak melulu diajarkan materi agama tetapi juga materi umum seperti berhitung, sejarah atau ilmu bumi. Rasa nasionalisme mulai dipupuk di organisasi ini. Hal itu terlihat dari penggunaan bahasa Melayu sebagai pengantar dan bukan bahasa Belanda. Selain itu, organisasi ini juga mewajibkan siswanya mempelajari Bahasa Inggris sebagai pengganti Bahasa Belanda. Sedangkan bahasa Arab dipelajari sebagai pengantar untuk materi keislaman. Organisasi ini juga tidak membedakan golongan ataupun status seperti yang dilakukan Belanda. Ini lantaran siswa yang belajar tidak hanya golongan keturunan Arab tetapi juga warga bumiputera.

Jamiat khair juga berperan atas masuknya unsur-unsur modern dalam masyarakat Islam, misalnya keberadaan anggaran dasar, daftar anggota, rapat-rapat berkala dan mendirikan sekolah dengan cara-cara modern. Kelak di kemudian hari organisasi ini menghasilkan tokoh KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan HOS Tjokroaminoto (pendiri Syarikat Islam) dan organisasi keIslaman lain di Nusantara.

Wawasan keberagamaan KH.Ahmad Dahlan mengedapankan sikap inklusivitas, pluralitas dan relativitas dalam memandang sebuah pemahaman kebenaran. Kepribadian KH.Ahmad Dahlan ini sangat mewarnai corak penampilan Muhammadiyah pada fase–fase awal.

Dapat kita cermati, bahwa KH.Ahmad Dahlan merupakan orang yang terbuka, respek, toleran, moderat dan serba ingin tahu. Rickes menggambarkan kepribadian KH.Ahmad Dahlan tersebut sebagai berikut: “Dahlan was a kind of Indonesia of the Calvinist ethic, an energetic, militant, intelligent man some forty year of age, obviously with some Arab blood and stricly orthodox but with a trace of torelance”.

Maka tidak mengejutkan bila dalam pidato terakhir bulan Desember 1922, sebelum meninggal dunia, KH. Ahmad Dahlan menyatakan bahwa problem utama mengapa umat Islam lemah dan sulit bekerjasama ialah karena setiap orang, pemimpin dan kelompok, merasa paling benar sendiri, dan menganggap segala yang datang dari orang lain, apalagi yang memusuhi, selalu salah, buruk dan jahat. Pesan pidato KH.Ahmad Dahlan tersebut diabadikan Charles Kurzman (2002) di bawah judul “The Unity of Human Life”

Setelah KH.Ahmad Dahlan wafat pada usia 54 tahun di Yogyakarta, 23 Februari 1923 dan dimakamkan di Karangkajen, Yogyakarta, salah satu pemimpin Muhammadiyah selanjutnya adalah H. Mas Mansur, atas idenya Muhammadiyah mendirikan Majlis Tarjih pada tahun 1927, sehingga dengan berdirinya Majlis Tarjih, gerak langkah Muhammadiyah dalam menimbang Hukum Agama tidak lagi bertaklid kepada satu madzhab dan lebih jelasnya bahwa Muhammadiyah tidak bermadzhab Syafi’i.

KH. Ahmad Dahlan banyak membaca buku-buku dan majalah-majalah agama dan umum, banyak bergaul dengan berbagai kalangan, selama perjalanannya, terutama dengan orang-orang Arab, sehingga ide-idenya bertambah dan berkembang terus. Salah satu kitab yang digemarinya adalah kitab al-Qashaid al-Atthasiyah karangan Sayyid Abdullah Alattas. Meskipun tidak terhitung sebagai ulama besar yang luar biasa ilmunya, tetapi beliau mempunyai hati yang bersih, berjuang karena Allah semata, jauh dari sifat takabur dan ujub, jauh dari kecintaan terhadap kemewahan dunia dan menghindari perdebatan masalah khilafiyah yang tidak membawa manfaat. Selama beliau hidup, Muhammadiyah mengalami masa yang tentram dan damai, jauh dari hiruk pikuk perdebatan masalah-masalah khilafiyah.

Setelah KH.Ahmad Dahlan meninggal, perkumpulan Muhammadiyah disemarakkan banyaknya diskusi-diskusi keagamaan oleh anggotanya baik secara pribadi dalam pertemuan-pertemuan maupun melibatkan perkumpulan, seperti yang terjadi pada kongres Islam di Surabaya tahun 1924. Topik utama yang didiskusikan dalam kongres ini antara lain adalah masalah ijtihad di seputar ajaran Muhammadiyah dan al-Irsyad. Diantara keputusan penting yang dihasilkan dalam kongres ini adalah bahwa Muhammadiyah dan al-Irsyad tidak sama dengan orang-orang Wahabi, bahwa kedua organisasi ini tidak dianggap menyimpang dari madzhab-madzhab hukum Islam, dan mereka yang melakukan tawassul tidak dianggap kafir.

Setelah terjadi perdebatan panjang, hangat dan tajam dalam kongres, para pemimpin muslim yang hadir sepakat bahwa pintu ijtihad masih terbuka dan dapat dilakukan oleh mereka yang memahami Bahasa Arab dan menguasai teks-teks al-Quran dan Hadits, menguasai ijma’ ulama, mengetahui para perawi hadits dan riwayat mereka, dan mengetahui alasan-alasan turunnya al-Quran dan dikeluarkannya matan-matan hadits.

Muhammadiyah selalu terbuka dan terus berkembang, termasuk dalam hal keputusan Tarjih. Hal ini karena dalam penentuan sebuah keputusan Tarjih diambil dengan cara mencari yang paling kuat dasarnya, bahkan bisa terjadi tidak sejalan dengan praktik yang dilakukan pendirinya, KH.Ahmad Dahlan. Demikian dikatakan Dr. Yunahar Ilyas di tengah Pengajian Mahasiswa, kamis (7/02/2008) di Kantor PP Muhammadiyah, Jl Cik Di Tiro Yogyakarta.

Menurut Ketua PP Muhammadiyah tersebut, KH.Ahmad Dahlan pada masa hidupnya banyak menganut fiqh madzhab Syafi’i, termasuk mengamalkan Qunut dalam shalat Shubuh dan shalat Tarawih 20 rakaat. Namun, setelah berdiriya Majelis Tarjih pada masa kepemimpinan KH. Mas Mansyur, terjadilah revisi-revisi setelah melakukan kajian mendalam, termasuk keluarnya Putusan Tarjih yang menuntunkan tidak dipraktikkannya doa Qunut di dalam shalat Shubuh dan jumlah rakaat shalat Tarawih menjadi sebelas rakat. “Ini wujud keterbukaan Muhammadiyah yang tidak fanatik” tegas Dr. Yunahar.

Dr. Yunahar lebih lanjut berkisah bahwa dahulu ketika Ahmad Dahlan muda bermukin di Makkah, sempat belajar kepada Syaikh Ahmad Khatib yang saat itu juga bersama Hasyim Asy’ari yang kemudian menjadi salah satu pendiri Nadhatul Ulama. Karena Syaikh Ahmad Khatib adalah seorang ulama bermadzhab Syafi’i, maka praktik ibadah KH.Ahmad Dahlan banyak yang mengikuti fiqh Madzhab Syafi’i. Hanya saja, karena KH.Ahmad Dahlan mendapat tugas dari Syaikh Ahmad Khatib untuk mempelajari al-Manar, karya Rasyid Ridha, maka KH.Ahmad Dahlan terpengaruh juga dengan pemikiran Rasyid Ridha yang menekankan tidak bermadzhab. “Contohnya, bila ada satu masalah yang kuat dasarnya Madzhab Syafi’i yang dianut Madzhab Syafi’i, kalau suatu masalah kuat Madzhab Hanafi, yang dianut Madzhab Hanafi” terang Dr. Yunahar. Hal inilah yang kemudian dianut Muhammadiyah, termasuk dalam pengambilan Putusan Tarjih.


Ringkasan KITAB FIQIH MUHAMMADIYAH, penerbit Muhammadiyah Bagian Taman Poestaka Jogjakarta, jilid III, diterbitkan th 1343 H (sekitar th 1926):

1. Niat sholat pakai “USHOLLI FARDLA..” (h. 25)
2. Setelah takbir baca “KABIRAN WAL HAMDULILLAHI KATSIRA..” (h. 25)
3. Membaca al-Fatihah pakai “BISMILLAH” (h. 26)
4. Setiap Shubuh baca QUNUT (h. 27)
5. Membaca sholawat pakai “SAYYIDINA”, termasuk bacaan sholawat dalam sholat (h. 29)

6. Setelah sholat disunnahkan WIRIDAN: Istighfar, Allahumma Antassalam, Subhanallah 33x, Alhamdulillah 33x, Allahu Akbar 33x (h. 40-42)

7. Sholat Tarawih 20 rokaat, tiap 2 rokaat 1 salam (h. 49-50)
8. Tentang sholat & khutbah Jum’at juga sama dengan amaliah NU (h. 57-60).


Refferensi:
• Jainuri, Muhammadiyah Gerakan Reformasi Islam di Jawa pada Awal Abad ke-20, hal. 105.

• Junus Salam, Riwayat Hidup KH. Ahmad Dahlan Amal Perjuangannya, hal. 62.

• Karel A. Steenbrink. op cit, hal. 52.
• Ali Mustafa Ya’kub, Hadits-hadits Bermasalah, hal. 155.
• Junus Salam, op cit, hal. 8.
• Deliar Noer, op cit, hal. 248


https://www.facebook.com/photo.php?fbid=395924917164853&set=a.356613851095960.85503.347695735321105&type=1&comment_id=1039406&ref=notif&notif_t=photo_comment&theater
— bersama Amsir Nasri.

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=464924370238679&set=a.128247643906355.21151.120416661356120&type=1&theater

TERLEPAS DARI NIAT TRIK INTRIK PENDIRIANYA BELAKA,BAIK DILAKUKAN MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB DAN IBNU TAMIYAH ,DALAM RANGKA MEMBERSIHKAN NAMA DIRI SECARA PUBLIK DIHADAPAN ULAMAK AHLUSSUNNAH WAL-JAMA'AH TAPI KENYATAAN TERKINI AQIDAH SEBAGAIMANA DALAM KEYAKINAN TAUHID RUBUBIYAH,ULUGIYAH DAN ASMA'IYAH ADALAH AQIDAH YAHUDI .


BAGI WAHABI BERBOHONG ITU HALAL DAN SUATU KENISCAYAAN ENDENTIC DEGAN PEMAHAMAN SYI’AH YANG BERSUMBER DARI MAHA GURUNYA YAKNI AGAMA YAHUDI.

Pantasan saja jika ada ratusan ribu orang geram dan marah sehingga akhirnya berjihad ke Suriah. Mereka membaca berbagai foto pembantaian oleh Rezim Assad. Foto2 tsb begitu sadis dan kejam. Tak heran jika ratusan ribu "Mujahidin" pergi ke Suriah dan 7000 orang di antaranya tewas.

Ternyata foto2 dan berita2 yang mereka dapat dari Media Wahabi itu palsu. Bukan 1-2 foto mengerikan yang palsu. Tapi amat banyak. Foto2 pembantaian di Gaza, Iraq, Afghanistan, bahkan korban gempa bumi di Azerbaijan pun diklaim sebagai foto korban pembantaian Rezim Assad.

Bagi yang ingin mendownload Kumpulan Pemalsuan Data / Foto Konflik Suriah silahkan klik:

http://kabarislam.wordpress.com/2013/07/18/kumpulan-pemalsuan-data-foto-konflik-suriah/

Heran juga melihat para Tukang Fitnah ini begitu rajin mengumpulkan berbagai foto pembantaian di Gaza, Iraq, dsb kemudian membubuhinya dengan "Berita" bahwa itu adalah kaum Sunni yang dibantai secara keji oleh Assad.

Mereka pasang berbagai rekening Bank untuk menggalang dana dari ummat Islam yang marah. Bahkan mereka rekrut juga agar orang-orang pergi "berjihad". Jihad ke Suriah. Bukan ke Israel! Anda bisa lihat foto palsu itu di sini:

https://m.facebook.com/photo.php?fbid=380102462097808&id=336789156429139&set=a.337257156382339.78813.336789156429139&refid=17

Astaghfirullahal 'aazhiim.

Ini adalah Data yang membandingkan Fitnah dgn Foto Aslinya:

Perbandingan Data Suriah
Perbandingan Data Suriah
Di Contoh Pemalsuan Data 2. Di situ disebut Foto Fitnah dari Facebook Page Syria Care tertanggal 1 Maret 2013. Menurut Syria Care Indonesia, itu foto kekejaman Assad di Suriah.

Ditampilkan juga di kanannya foto Asli yang bertanggal 19 November 2012 di Indymedia. Menurut Indymedia, itu satu keluarga di kota Gaza yang dibom Israel:

Foto Asli Korban di Gaza Indymedia
Foto Asli Korban di Gaza Indymedia 19 November 2012
http://www.indymedia.ie/article/102725

Kalau kita marah terhadap foto tsb, harusnya kita Jihad melawan Israel. Karena Israel yang membunuh anak2 tsb. Bukan Suriah. Tapi karena termakan fitnah, akhirnya malah membunuh Muslim di Suriah.

Buat yang mau download kumpulan Pemalsuan Data Konflik di Suriah.
Padahal ini cuma dusta, fitnah.
Tapi dgn Fitnah ini, 100 ribu nyawa melayang di Suriah termasuk 40 ribu tentara Suriah.
Berbagai foto di Iraq, Gaza, Kabul, dsb diklaim sbg foto2 kekejaman Rezim Assad di Suriah.
Silahkan lihat dan periksa link2 berita/foto yang diberikan.
Data dari pemfitnah dan Data asli dari pihak lain diberikan.
http://kabarislam.wordpress.com/2013/07/18/kumpulan-pemalsuan-data-foto-konflik-suriah/

Bila dua orang yang bersengketa menghadap kamu, janganlah kamu berbicara sampai kamu mendengarkan seluruh keterangan dari orang kedua sebagaimana kamu mendengarkan keterangan dari orang pertama. (HR. Ahmad)
Hendaknya kita senantiasa menjadi orang yang senang membuat perdamaian. Karena ISLAM itu seakar dengan kata SALAM / DAMAI.
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia”. (An-Nisa: 114)


Hendaknya kita harus berhati-hati pada Tukang Fitnah dan Adu Domba. Apalagi membunuh sesama Muslim itu neraka mengingat 90% tentara Suriah itu Muslim. Begitu pula dengan rakyat Suriah.

Jangan mengadu-domba manusia agar saling bunuh dengan berita (baca: Fitnah) yang kita buat. Takutlah pada api neraka untuk orang yang gemar membuat fitnah dan mengadu domba:

“Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak dapat masuk surga seorang yang gemar mengadu domba.” (Muttafaq ‘alaih)

Allah Ta’ala berfirman: “Jangan pula engkau mematuhi orang yang suka mencela, berjalan membuat adu domba.” (al-Qalam: 11)

http://kabarislam.wordpress.com/2013/04/09/buat-para-penggemar-berita-arrahmah-com-dan-voa-islam-com/

Bagi yang ingin mendownload Kumpulan Pemalsuan Data / Foto Konflik Suriah silahkan klik:

http://www.mediafire.com/download/hr6d5w4x24w2tox/Pemalsuan_data_konflik_syria.chm

Sebarkan ke yang lain agar tidak ada saudara-saudara kita yang jadi Mujahilin yang bughot membunuh sesama Muslim hanya karena fitnah tersebut.

Catatan: Ada beberapa pembaca yg komplain tidak bisa melihat isinya. Padahal saya bisa melihatnya. Jika bermasalah, sebut komputer dan sistem operasi yg anda pakai.
Syukron buat yg bikin. Apa harus dicompile ulang dan dicek kompatibilitasnya?


KARENA KUNCI FATWAHANYA,BERBOHONG /MUNAFIK ITU HALAL  DEMI TUJUANNYA , DASARNYA :

Demikian Fatwah Ibnu Taimiyah itu :

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata,
"Seandainya ia mengatakan dengan lisannya sesuatu yang bertentangan dengan apa yang diniatkannya dalam hatinya, maka yang menjadi patokan adalah apa yang diniatkannya bukan apa yang diucapkannya.

Seandainya ia berkata dengan lisannya, namun tidak ada niat dalam hatinya, maka hal itu tidak sah berdasarkan kesepakatan para imam kaum muslimin.Karena niat itu sejenis maksud dan tekad" (Lihat Shahih Fiqh Sunnah I/148 , Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim)
Inngatlah ! Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman:

إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِيْنَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ بِآيَاتِ اللهِ وَأُلَئِكَ هُمُ الْكَاذِبُوْنَ

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” An-Nahl: 105

Semoga bermanfa’at

https://www.facebook.com/BeritaHarianSuriah/posts/555320064530624

Tidak ada komentar:

Posting Komentar