SERUAN SALAFY WAHABI :
Salafy wahabi bilang hayooo kembali
kepada Al-qur'an dan sunnah justru menjauhi Al-qur'an dan sunnah ....!!!! ya..justru memusuhi Al-Qur'an dan sunnah ! untuk itu ;
NABI MUHAMMAD SAW BERSABDA :
سَيَكُونُ فِى أُمَّتِى اخْتِلاَفٌ وَفُرْقَةٌ قَوْمٌ يُحْسِنُونَ الْقِيلَ وَيُسِيئُونَ الْفِعْلَ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ مُرُوقَ السَّهْمِ مِنَ الرَّمِيَّةِ لاَ يَرْجِعُونَ حَتَّى يَرْتَدَّ عَلَى فُوقِهِ هُمْ شَرُّ الْخَلْقِ وَالْخَلِيقَةِ طُوبَى لِمَنْ قَتَلَهُمْ وَقَتَلُوهُ يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى شَىْءٍ مَنْ قَاتَلَهُمْ كَانَ أَوْلَى بِاللَّهِ مِنْهُمْ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا سِيمَاهُمْ قَالَ : التَّحْلِيقُ
“ Akan ada perselisihan dan perseteruan pada umatku, suatu kaum yang memperbagus ucapan dan memperjelek perbuatan, mereka membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan, mereka lepas dari Islam sebagaimana anak panah lepas dari busurnya, mereka tidak akan kembali (pada Islam) hingga panah itu kembali pada busurnya. Mereka seburuk-buruknya makhluk. Beruntunglah orang yang membunuh mereka atau dibunuh mereka. Mereka mengajak pada kitab Allah tetapi justru mereka tidak mendapat bagian sedikitpun dari Al-Quran. Barangsiapa yang memerangi mereka, maka orang yang memerangi lebih baik di sisi Allah dari mereka “, para sahabat bertanya “ Wahai Rasul Allah, apa cirri khas mereka? Rasul menjawab “ Bercukur gundul “. (Sunan Abu Daud : 4765)
MENEGGELAMKAN ASET SEJARAH RASULULLAH SAW,MENGGANTIKANYA
DEGAN ASET SEJARAH JAHILIYAH,BACK TO JAHILIYAH ,ASTAGFIRULLAHAL AZIEM.
Bahkan sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah
semenjak Arab Saudi berdiri pada 1932. Hal tersebut berhubungan dengan maklumat
yang dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada tahun 1994.Nasib situs
bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak
menghancurkan peninggalan-peninggalan Islam sejak masa Ar-Rasul SAW.
Semua jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh
modernisasi. Sebaliknya mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahli
purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan juta dollar untuk menggali
peninggalan-peninggalan sebelum Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun
sebelumnya dengan dalih obyek wisata.
Kemudian dengan bangga mereka
menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa,
tidak diragukan lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan
menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari. Wallohu alam bi shawab.
(sa/skpc/erm)
===================================================Arab Saudi, seperti juga negara-negara lain yang bergelimang harta, terus melakukan modernisasi. Selain secara pemikiran, seperti diangkatnya seorang perempuan dalam jajaran kementrian di negara itu, juga pembangunan fisik pun dilakukan. Tetapi, pengembangan Arab Saudi, khususnya kota suci Makkah dan Madinah akhir-akhir ini tidak memedulikan situs-situs sejarah Islam.
Makin habis saja bangunan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah SAW dan sahabatnya.
Bangunan-bangunan itu dibongkar karena berbagai alasan, namun sebagian besar karena ingin menyesuaikan dengan kota-kota besar di dunia lainnya. Bahkan sekarang, tempat kelahiran Nabi SAW terancam akan dibongkar untuk perluasan tempat parkir.
Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih dulu digusur. Padahal, disitulah Rasulullah berulang-ulang menerima wahyu. Di tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan serta Khadijah meninggal.
Beberapa bulan yang lalu, Sami Angawi, pakar arsitektur
Islam di wilayah Arab mengatakan bahwa beberapa bangunan dari era Islam kuno
terancam musnah. Pada lokasi bangunan berumur 1.400 tahun Itu akan dibangun
jalan menuju menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji dan umrah.
Jamarat Project – dalam tahap penyelesaian
“Saat ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah. Bagian bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir,” katanya kepada Reuters. Angawi menyebut setidaknya 300 bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir.
“Saat ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah. Bagian bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir,” katanya kepada Reuters. Angawi menyebut setidaknya 300 bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir.
Bahkan sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah
semenjak Arab Saudi berdiri pada 1932. Hal tersebut berhubungan dengan maklumat
yang dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada tahun 1994.Nasib situs
bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak
menghancurkan peninggalan-peninggalan Islam sejak masa Ar-Rasul SAW.
Semua jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh
modernisasi. Sebaliknya mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahli
purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan juta dollar untuk menggali
peninggalan-peninggalan sebelum Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun
sebelumnya dengan dalih obyek wisata.
Kemudian dengan bangga mereka
menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa,
tidak diragukan lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan
menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari. Wallohu alam bi shawab.
(sa/skpc/erm)
Tahukah anda? Makkah sekarang sudah
seperti Las Vegas
“Makkah sekarang sudah seperti
Las Vegas, ” begitulah pernyataan yang dilontarkan Ali al-Ahmad, direktur
Institute for Gulf Affairs-lembaga riset oposisi Saudi- yang berbasis di
Washington, melihat perkembangan kota suci Makkah saat ini.
Kota Makkah yang menyandang sebutan
kota suci dan menjadi pusat ibadah haji umat Islam di seluruh dunia, ketenangan
dan kekhusyuk-annya makin terkikis, Ka’bah yang terletak di tengah masjid Haram
dan menjadi arah sholat Muslim sedunia, semakin tenggelam oleh berdirinya
gedung-gedung tinggi.
Menurutnya, perkembangan kota Makkah
sekarang adalah sebuah bencana. “Hal ini akan memberikan pengaruh buruk bagi
umat Islam. Ketika mereka ke Makkah mereka tidak punya perasaan apapun, tidak
ada keunikan lagi. Apa yang anda lihat cuma semen dan kaca, ” ujar Ahmad
serius.
Ahmad cukup beralasan melontarkan
pernyataannya itu, karena kota Makkah saat ini makin penuh dengan
bangunan-bangunan tinggi mulai dari hotel, pusat perbelanjaan dan toko-toko
besar yang menjual produk Barat. Sebut saja kedai kopi Starbucks, Cartier
and Tiffany, H&M dan Topshop.
Pusat perbelanjaan Abraj Al-Bait
( www.abrajalbait.com
), salah satu mall terbesar di Saudi yang baru dibuka menjelang musim haji
bulan Desember 2006 kemarin, nampak megah dengan monitor-monitor televisi flat,
cahaya lampu-lampu neon, dengan pusat hiburan, resto-resto cepat saji, bahkan
toko pakaian dalam.
Pusat perbelanjaan itu, nantinya
juga akan dilengkapi dengan kompleks hotel yang menjulang tinggi. Bahkan
kompleks bangunan yang rencananya selesai tahun 2009 nanti, akan menjadi gedung
tertinggi ketujuh di seluruh dunia, dilengkapi dengan fasilitas rumah sakit dan
tempat sholat yang luas.
Seluruh pegunungan di dekat Jabal
Omar, kini sudah diratakan. Di lokasi itu juga akan dibangun kompleks hotel dan
lebih dari 130 gedung-gedung tinggi baru.
Kota Makkah yang menyandang sebutan
kota suci dan menjadi pusat ibadah haji umat Islam di seluruh dunia, ketenangan
dan kekhusyuk-annya makin terkikis, Ka’bah yang terletak di tengah masjid Haram
dan menjadi arah sholat Muslim sedunia, semakin tenggelam oleh berdirinya
gedung-gedung tinggi.
“Ini adalah akhir dari Makkah,
” kata Irfan Ahmad dari London, pendiri Islamic Heritage Foundation, yang
secara khusus aktivitasnya mempertahankan peninggalan-peninggalan bersejarah di
Makkah, Madinah dan tempat-tempat lainnya di Arab Saudi.
“Sebelumnya, bahkan pada masa
Ustmani, tak satu pun gedung-gedung di Makkah yang tingginya melebihi tinggi
Masjid Haram. Sekarang, banyak gedung yang lebih tinggi dari Masjid Haram dan
tidak menghormati keberadaan masjid itu, ” tukas Irfan.
Uang, tentu saja menjadi motivasi
utama boomingnya gedung-gedung tinggi di Makkah. Karena setiap tahun, kota itu
dibanjiri oleh para jamaah haji. Papan-papan iklan di sepanjang jalan menuju
Makkah, seolah menjadi daya tarik bagi para investor yang mencari keuntungan
dari usaha penginapan.
Sejumlah organisasi Islam
mengatakan, berdirinya gedung-gedung megah di kota Makkah, juga dilatarbelakangi
motif agama. Mereka menuding pemerintah Saudi mengizinkan kelompok konservatif
untuk menghancurkan tempat-tempat bersejarah dengan alasan khawatir tempat itu
justeru disembah-sembah oleh para pengunjung.
Ahmad dari Islamic Heritage
Foundation mengaku punya kalatog lebih dari 300 tempat-tempat bersejarah di
Arab Saudi, termasuk pemakaman dan masjid-masjid. Ia mengatakan, sebuah rumah
tempat Nabi Muhammad dilahirkan dihancurkan untuk membangun tempat kamar mandi.
“Sama sekali tidak menghormati
Kabah, tidak menghormati rumah Tuhan atau lingkungan dari tempat-tempat
bersejarah itu, ” kata Sami Angawi, seorang arsitek Saudi yang ingin
mempertahankan peninggalan bersejarah di Makkah.
“Padahal, memotong pohon saja seharusnya
tidak boleh dilakukan di kota ini, ” sambungnya.
Kemajuan kadang memang harus dibayar
mahal. Bahkan pasar malam, di mana para jamaah bisa menjual barang-barang yang
dibawanya, kini sudah tidak ada lagi. Begitu juga dengan keluarga-keluarga di
Makkah yang biasa menyambut para jamaah haji, sudah tidak terlihat lagi sejak
rumah-rumah mereka digusur untuk perluasan Masjid Haram di era tahun 1970-an.
Angawi kini berusaha melakukan
pendekatan pada kerajaan Arab Saudi agar memberi perhatian besar atas penghancuran
tempat-tempat bersejarah. Ahmad melobi pemerintah-pemerintah negara Asia dan
Arab untuk menghentikan penghancuran yang dilakukan pemerintah Saudi. Kedua
tokoh ini menyayangkan kurangnya kepedulian umat Islam atas isu-isu ini.
Kepentingan bisnis dan uang mengalahkan segala-galanya.
“Makkah tidak pernah berubah seperti
sekarang ini. Apa yang anda lihat sekarang baru 10 persennya saja dari apa yang
akan ada, yang akan jauh lebih, lebih buruk lagi, ” kata Angawi risau.
(ln/IHT/eramuslim)
PERUBAHAN TEMPAT SA’IE ISU BESAR PERLU DIJELASKAN
Oleh: Abu Syafiq 006 012 2850578
Sebelum ini saya pernah menulis berkaitan perubahan yang berlaku pada tempat sa’ie (Mas’a) yang merupakan syiar Allah dalam beribadatan haji dan umrah. Pada tahun lepas kerajaan Saudi telah bertindak merobohkan tempat sa’ie yang lama (yang sah dinamakan Mas’a) kemudian dibina tempat sa’ie yang baru dan diperluaskan lagi lebarnya satu kali ganda sehingga terkeluar dari landasan ukuran lebar yang ditentukan oleh syarak (dinamakan Tausi’ah)tanpa meneliti kajian yang tepat hanya berdasarkan syubhah yang tertolak.
Pada masa yang sama kita dapati ramai dikalangan pelajar dan pengajar kurang mahir dalam pengkajian pada perubahan yang berlaku di tempat sa’ie lantas mereka tidak mengkaji secara telus hanya menyerah kepada jawapan atau fatwa yang dikeluarkan oleh mana-mana individu atau jabatan dan dukacita didapati beberapa jawapan yang mereka terima itu hakikatnya tidak berdasarkan kaedah feqhiyyah yang tepat bahkan lebih hampir kepada ianya bercanggah dengan Al-Quran, Al-Hadith, Ijma’ dan Qawa’id Fiqhiyyah itu sendiri. Alasan mereka yang mengharuskan perluasan tempat sa’ie dilihat hanya berkisarkan slogan “Memudahkan Jangan Menyusahkan”.
Amat memalukan mereka yang diperakui keilmuannya tidak mengikut disiplin ilmu dalam menuturkan satu hukum sehingga mengharuskan perluasan tempat sa’ie walaupun ianya adalah tawqify (ditetapkan syarak tidak boleh ijtihad).
Apapun berlaku seorang muslim harus merenung, memikirkan dan wajib bertindak dalam memelihari agama yang suci murni ini. Hadith Nabi yang masyhur: “ Sesiapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah ia dengan kuasanya jika tidak dengan lidahnya jika tidak mampu jua maka dengan hatinya ” dan perubahan pada pelebaran tempat sa’ie adalah satu jenayah yang tidak harus dibisukan. Bukan tidak menghormati pemerintah disana tetapi syarak lebih aula lagi utama untuk ditegakkan.
Saya kesal setelah beberapa rombongan haji pulang ke tanah air baru-baru ini ketika sempat saya bertanyakan kepada mereka berkaitan tempat sa’ie. Kebanyakan mereka mengatakan “kami melakukan sa’ie antara Sofa dan Marwah ditempat dan kawasan baru yang dibina dan diperluaskan itu”. Saya sangat sedih kerana perkara ini berkaitan peribadatan mereka sendiri lantas saya perjelaskan kepada mereka isu sebenar dan tindakan susulan bagi menjaga ibadah haji mereka. Bayangkan berapa juta manusia yang pergi haji dan umrah baru-baru ini? Sudah pasti ramai yang tidak tahu terus melakukan sa’ie ditempat yang baru itu. Allah!
Sudah pasti soalan yang timbul. Adakah haji dan umrah mereka tidak sah? Apakah tindakan sewajarnya? Jawapan ringkas yang saya boleh berikan adalah mereka yang melakukan ibadah haji atau umrah ketikama mana mereka melakukan sa’ie itu diluar kawasan sa’ie yang sahih maka hukum bersa’ie mereka itu tidak sah. Inilah yang telah dinaskan oleh Imam Asy-Syafi’e dan para ulama. Sekarang ini yang telah berlaku tempat sa’ie tersebut telah diperlebarkan sehingga terkeluar dari ukuran syarak dan ramai yang melakukan sa’ie dikawasan yang tidak sah itu setelah pemerintah disana memperlebarkan tempat sa’ie (mas’a) sehingga melebihi ukuran lebar syarak. Ada pula yang mendakwa kononnya lebar tempat sa’ie itu tidak pernah ditentukan oleh sesiapa pun lantas dinukilkan beberapa kenyataan para ulama tanpa tadqiq dan tahqiq.
Sedangkan hakikatnya lebar ukuran Sofa dan Marwah itu telah ditentukan oleh ramai ulama berdasarkan sejarah dan sabda Rasulullah sollallahu ‘alaihiwasallam antara mereka Imam An-Nahrawaniy (w 990H) dalam kitab Al-I’lam Bi ‘Alam Baitillihil Haram dan ulama Islam pengaji sejarah yang terkenal Al-Azroqy dalam Akbar Makkah dan lain-lain ulama.
Perlu diingatkan ukuran tempat sa’ie bukanlah perkara ijtihadiy tetapi ianya tauqifiy iaitu tidak boleh seseorang walaupun seorang ulama mujtahid mengubah tempat’ sa’ie tersebut atau diperluaskan sehingga keluasan yang amat besar sepertimana sekarang ini yang berlaku.
Untuk kali ini saya tinggalkan pembaca dengan keputusan Fatwa Saudi sendiri menolak perluasan tempat sa’ie itu sendiri :
KEPUTUSAN RASMI MAJLIS FATWA SAUDI ARABIA BERKAITAN PERLEBARAN TEMPAT SA’IE YANG BARU ITU ADALAH IANYA HARAM DIPERLEBARKAN DAN MEMADAI DENGAN DIBINA BERTINGKAT TINGAT DAN JANGAN DIPERLUASKAN UKURAN LEBARNYA KERANA BERCANGGAH DENGAN SYARAK.
KEPUTUSAN BIL (227) BERTARIKH 22/ 2 1427H.
* Walaupu ia fatwa dari negara yang terkenal disana akan kewujudan beberapa orang berfikrah kewahabiyatan mereka. Tetapi pada keputusan tersebut terdapat kebenaran yang telahpun lama jelas dikalangan para tokoh-tokoh ulama Islam yang telah lama mengkaji antaranya Tuan Guru Dr. Syeikh Toha Ad-Dasuqy yang merupakan juga Prof dan Dekan Qism Aqidah Wal Falsafah Kuliyyah Usuluddin Kaherah Universiti Al-Azhar Mesir dan ramai lagi. Fatwa tersebut hanya sekadar susulan sokongan pada kajian yang telah dibuat dan bukan mempersetujui aqidah Wahhabi. Maha suci Allah dari sifat makhluk dan sifat duduk.
Nantikan penjelasan isu penting ini lagi pada penulisan mendatang….
http://www.abu-syafiq.blogspot.com
SUMBER CLICK :
http://salafytobat.wordpress.com/2009/05/19/potret-arab-saudi-di-masa-datang-menghilangkan-jejak-rasulullah-rubah-tempat-sai/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar