Sabtu, 06 Juli 2013

JANGAN MUDAH TERPANCING OLEH SERUAN PROTEST MENGKAFIRKAN NKRI



JANGAN MUDAH TERPANCING OLEH SERUAN PROTEST MENGKAFIRKAN NKRI,DAN HATI-HATI ATAS SERUAN HTI,UNTUK MEYERAHKAN KEDAULATAN KETAGAN KHILAFAH MEREKA,BILA DISERU UNTUK BERJIHAD BERTANYALAH MATANG-MATANG DEGAN PARA ULAMAK AHLUSSUNNAH WAL-JAMA'AH-YANG TERBEBAS DARI PENGARUH FIRRQOH dan SETIAP FIRQOH BERMULA DARI NABI-NABI PALSU. 

ISLAM HANYA SATU YAKNI AHLUSSUNNAH WAL-JAMA'AH,YANG TELAH DIWANTI-WANTI OLEH RASULULLAH SAW.


Dari Abu Hunaidah yaitu Wail bin Hujr r.a., katanya: “Salamah bin Yazid al-Ju’fi bertanya kepada Rasulullah s.a.w., lalu ia berkata: “Ya Nabiyullah, bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau kita semua diperintah oleh beberapa orang penguasa, mereka selalu meminta hak mereka dan menghalang-halangi apa yang menjadi hak kita. Apakah yang Tuan perintahkan itu terjadi?” Beliau s.a.w. memalingkan diri dari pertanyaan itu -seolah-olah tidak mendengarnya-. Kemudian Salamah bertanya sekali lagi, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: “Dengarlah olehmu semua -apa yang diperintahkan- dan taatilah, sebab sesungguhnya atas tanggungan mereka sendirilah apa-apa yang dibebankan pada mereka -yakni bahwa mereka berdosa jikalau mereka menghalang-halangi hak orang-orang yang di bawah kekuasaannya- dan atas tanggunganmu sendiri pulalah apa yang dibebankan padamu semua -yakni engkau semua juga berdosa jikalau tidak mentaati pimpinan orang yang sudah sah dibai’at-.” (Riwayat Muslim)

Dari Abdullah bin Mas’ud r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya saja akan datanglah sesudahku nanti suatu cara mementingkan diri sendiri -dari golongan penguasa negara sehingga tidak memperdulikan hak kaum Muslimin yang diperintah- serta beberapa perkara-perkara yang engkau semua mengingkarinya -tidak menyetujui karena menyalahi ketentuan-ketentuan syariat-.” Para sahabat lalu berkata: “Ya Rasulullah, kalau sudah demikian, maka apakah yang Tuan perintahkan kepada yang orang menemui keadaan semacam itu dari kita -kaum Muslimin-?” Beliau s.a.w. menjawab: “Engkau semua harus menunaikan hak orang yang harus menjadi tanggunganmu dan meminta kepada Allah hak yang harus engkau semua peroleh.” (Muttafaq ‘alaih)

Dari Abu Hurairah r.a., katanya; “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang taat kepadaku, maka ia telah mentaati Allah dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka ia telah bermaksiat pula kepada Allah dan barangsiapa yang mentaati amir -pemegang pemerintahan-, maka ia benar-benar mentaati saya dan barangsiapa yang bermaksiat kepada amir, maka ia benar-benar bermaksiat kepada saya.” (Muttafaq ‘alaih).


Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang membenci sesuatu tindakan dari amirnya -yang memegang pemerintahannya-, maka hendaklah ia bersabar, sebab sesungguhnya barangsiapa yang keluar -yakni membangkang- dari seorang sultan -penguasa negara- dalam jarak sejengkal, maka matilah ia dalam keadaan mati jahiliyah.” (Muttafaq ‘alaih)

bersabda:

إنه يُستعمل عليكم أمراء فتعرفون وتُنكرون، فمن كَرِه فقد بريء، ومن أنكر فقد سَلِمَ، ولكن من رضي وتابع) قالوا: يارسول الله ألا نقاتلهم؟ قال (لا، ما صَلّوا)

“Sesungguhnya kalian akan dipimpin oleh para pemimpin yang kalian mengetahui mereka namun kalian mengingkarinya. Maka barang siap yang membencinya ia telah bebas dan dan barang siapa yang mengingkarinya ia telah selamat, akan tetapi orang yang rela dan mengikuti.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rosululloh, apakah tidak kita perangi mereka?” Beliau menjawab:”Tidak, selama mereka masih sholat.” Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim

Dari Abu Bakrah r.a., katanya: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barangsiapa yang merendahkan seorang sultan -penguasa negara-, maka ia akan direndahkan oleh Allah.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

RENUGAN UNTUK TIDAK GEGABAH

Nabi bersabda:

“Ya”, Dai – dai yang mengajak ke pintu Neraka Jahanam. Barang siapa yang mengikutinya, maka akan dilemparkan ke dalamnya. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, berikan ciri-ciri mereka kepadaku. Beliau bersabda: “Mereka mempunyai kulit seperti kita dan berbahasa dengan bahasa kita”. Aku bertanya: Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menemuinya? Beliau bersabda: “Berpegang teguhlah pada Jama’ah Muslimin dan imamnya”. Aku bertanya: “Bagaimana jika tidak ada jama’ah maupun imamnya?” Beliau bersabda: “Hindarilah semua firqah itu, walaupun dengan menggigit pokok pohon hingga maut menjemputmu sedangkan engkau dalam keadaan seperti itu”.

(Riwayat Bukhari VI615-616, XIII/35. Muslim XII/135-238 Baghawi dalam Syarh Sunnah XV/14. Ibnu Majah no. 3979, 3981. Hakim IV/432. Abu Dawud no. 4244-4247.Baghawi XV/8-10. Ahmad V/386-387 dan hal. 403-404, 406 dan hal. 391-399)

http://media-islam.or.id/2013/04/23/hukum-bughot-pemberontakan-dalam-islam/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar