SEMOGA
KUMPULAN CATATAN INI BERMANFA’AT BUAT KITA,TERUTAMA ANAK-ANAK KITA .AGAR
TERLEPAS DARI AJARAN WAHABI.
TEGANYA
MENGKAFIRKAN AYAHANDA DAN IBUNDA NABI MUHAMMAD SAW
14 Januari 2013 pukul 9:17
TEGANYA MENGKAFIRKAN AYAHANDA DAN
IBUNDA NABI MUHAMMAD SAW
LALU UNTUNGNYA MEREKA APA ?
https://www.facebook.com/notes/herman-maulana/teganya-mengkafirkan-ayahanda-dan-ibunda-nabi-muhammad-saw/489045887808889
Nabi Muhammad Saw bagi mereka
Nabi-nabi dan Rasul serta Ummatnya,sabagai rukun Iman.Untuk itu Nabi Adam
As.Bertawasul atas Nama Beliau Nabi Saw,sehingga permohonan ampunya diterima
Allah Swt. Coba bayangkan Nabi Muhammad Saw,belum di lahirkan,apa lagi syari’at
Nabi Muhammad Saw,kok bisa adam diampuni Allah Swt,
hanya karena yakin dan percaya bahwa
Muhammad itu Nabi dan Rasul-Nya.
Coba Bayangkan dari garis keturunan mana kedua orang tua Rasulullah Saw ?,Garis
keturunan beliau Nabi Muhammad Saw dari Nabi Ismail dan Nabi
Ibrahim.bukan ?. Men-Tauhid –kan Allah,bukan penyembah berhala bukan ?.
Bagaimana bisa Ayahanda Nabi
Muhammad Saw dihukum kafir ? Nabi Muhammad Saw saja belum dilahirkan.Bagaimana
bisa Ibunda Nabi Muhammad Saw dibilang kafir,Ibundanya meninggal Nabi Muhammad
Saw masih kanak-kanak ? dan Syari'at Islam yang disampaikan atau
diperuntukan Nabi Muhammd Saw setelah beliau dewasa.
Kalau mereka mengkafirkan kedua
orang tuanya ?. Maka Nabi Muhammad Saw pun Islam sejak umur 25 Tahun,sebelumnya
kafir,bukan ?,Astagfirullah !,apakah tidak terfikir sama sekali bahwa Nabi
Muhammad Saw dan kedua orang tuanya dan kakeknya semua Ahlul tauhid ? dari
garis keturunan Nabi Ismail as dari Nabi Ibrahim as.
Kasian pengikut wahabi yang masih
saja berpendapat kedua orang tua Rasulullah Saw,dihukum kafir.sangat menghina
dan merendahkan Rasulullah Saw dan keluarganya,sampai memperingati kelahiran
Rasulullah Saw diharamkan,menyanjungnya diharamkan,tempat kelahiranya
dimusnakan.
Sampai Kitab Al-Qur’an Yang
diterima Rasulullah Saw pun tidak boleh dicium,tidak boleh diperingati
sejarahnya Al-Qur'an diturunkan,tidak boleh membaca SODAQOLLAHU’AZIEM ‘ ( Maha
Benar Allah dengan segala Firman-Nya ),Mereka menyamakan orang tua Nabi
Ibrahim,yang jahiliyah penyembah lata dan Uza kepada kedua orang tua Rasulullah
Saw. Tapi itupun kita tetap hati -hati berserah diri kepada Allah akan hakekat
sesungguhnya dalam pristiwa ajakan Nabi Ibrahim as kepada Ayahandanya.
Diriwayatkan dari Abdullah bin
Amru,katanya Rasulullah Saw bersabda : Termasuk dosa yang paling besar
adalah kalau orang mengutuk kedua orang tuanya. Ada orang bertanya; Ya
Rasulullah ! Bagaimana orang mengutuk ibu bapaknya ? Beliau menjawab ;
Kalau seseorang mencaci bapak orang lain,lalu orang lain itu membalas mencaci
bapaknya dan mencaci Ibunya. (Sahih Buchari IV)
Sementara Nabi Muhammad Saw sangat
jauh berbeda hal dan keadaanya dengan Nabi Ibrahim As.sebagaimana saya jelaskan
diatas. pantas Wahabi sangat membenci Imam bersanji yang meriwayatkan keturunan
Rasulullah Saw dan kemuliaanya,begitupula melakukan Burda
amintanza,mengharamkan Dalil khairot. apalagi Taraweh Ahlussunah Wal-Jama'ah
menyebut nyebut Nabi Muhammad Saw,menyebut-nyebut Amiril mukmini,Abu
Bakar,Ustman dan Ali, dengan mengatakan Al-khalifaturasullillah Saw
,Amirilmu'mina saiyyidina abi bakrinisiddik Radiallahu'anhu ! lalu
jama'ah menjawab ' Radiallahuanhu ' menambah nama " Ra "
setelah nama ke 4 shahabat Nabi Saw saja diharamkan, itu rayuan syetan untuk
melupakan Jasa-jasa mereka,dan tanda tiada bersyukur .Allahumma solli'ala
sayyidina muhammad wa'ala alihi wa ashabihi ajma'in . Allahumma soli wasalim
wabarik alaih.
kita berharap anak-anak mudah
terutama wahaber yang kebanyakan sekalipun katanya berpendidikan tapi
belum ada yang sama sekian %nya dengan para ulamak warisatul ambiak.unruk
segera sadar.
Untuk itu Hai Wahabers kembalilah ke
Pangkuan Ahlussunah Wal-Jama’ah sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah Saw
,dan ikuti Al-Ulamak Warisatul Ambiyak .jangan membawa kesan islam adalah
teroris,Islam itu Rahmatan lil alamin,Cintailah Negar ini,Tanah Air kita yang
tidak semudah membalikan tangan mengapai kemerdekaan. Rasulullah Saw bersabda “
Hubbul wathon minal iman,Al-Imanu minal jannah ! ,Artinya “ Mencintai
Tanah air adalah sebagian dari pada Iman,dan Iman adalah pangkal syurga.
==============
Ini bantuan teman kita : • MASA
FITRAH
Manusia yang meninggal di Zaman
Fitrah adalah masuk surga ,
Zaman fitrah adalah zaman kekosongan
Ummat dari para nabi ,
Yaitu sejak wafatnya Nabi Isa alaihi
al- salam hingga di Utusnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ,
_______________________________________
Nabi Isa tidak mati terbunuh atau
mati di tersalib ,
Kisah di ankatnya Isa Alaihi
As-salam, kelangit ,
Ingatlah Ketika Allah berfirman ,
hai Isa , sesungguhnya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan
mengangkat kamu kepada-ku serta membersihkan kamu dari orang - orang yang kafir
,
Dan menjadikan orang - orang yang
mengikuti kamu di atas orang - orang yang kafir hingga hari kiamat .
Kemudian hanya kepada aku-lah
kembalimu ,Lalu aku memutuskan di antaramu tentang hal hal yang selalu kamu
berselisih padanya ,( QS Ali Imran : 55 )
Isa putra maryam , Rasul Allah ,
Padahal mereka tidak membunuhnya dan
tidak ( pula ) menyalibnya ,tetapi (yang mereka bunuh ialah ) orang yang di
serupakan dengan Isa bagi mereka ,
QS An Nisa :157
Allah telah menjelaskan bahwa dia
mengangkat Nabi Isa ke langit setelah dia mematikan dengan membuatnya tertidur
berdasrkan pendapat yang di pastikan Shaheh .
Hal tersebut di lakukan Untuk
menyelamatkan Nabi Isa dari orang -orang yahudi yang hendak membunuhnya .
Sebabnya mereka menyebar fitnah
tentang Nabi Isa kepada salah seorang Raja kafir pada zaman itu yang bernama
Daud bin Nauran .
Lalu dia memerintahkan Untuk
membunuh Nabi Isa dan menyalibnya .
Maka orang- orang yahudi mengepung
rumahnya di baitul makdis pada sore hari jum'at malam sabtu ,
Ketika mereka akan memasuki Rumahnya
, salah seorang pengikut setianya ada yang di berikan keserupaan seperti
dirinya ( Isa )
Sementara Nabi Isa sendiri di angkat
melalui Lobang angin yang terdapat di Rumahnya ke langit disaksikan anggota
keluarganya .
Setelah Itu , para pengepung masuk
kerumahnya,ketika mereka mendapatkan seseorang yang wajahnya mirip Nabi Isa.
Mereka segera menangkapnya dengan dugaan bahwa dialah Nabi Isa ,
Lalu mereka membunuhnya , kemudian
meyalibnya dan meletakkan dedurian di atas kepalanya sebagai penghinaan
kepadanya .
( Padahal mereka tidak membunuhnya
dan tidak (pula ) menyalibnya ,tetapi ( yang mereka bunuh ialah ) orang yang di
serupakan dengan Isa bagi mereka
( QS An Nisa : 157 )
Oarang - orang awam dari kalangan
Nashrani yang tidak menyaksikan perkara tersebut menerima saja pengakuan orang
- orang Yahudi bahwa Nabi Isa telah di salib .
Dengan Sebab itu , mereka mengalami
Kesesatan yang sangat nyata dan jauh .
Ketika itu orang yang mengikuti Nabi
musa terpecah menjadi tiga kelompok .
1 kelompok yang meyakini bahwa dia
adalah Allah yang naik kelangit.
2 .Kelompok yang meyakini bahwa Isa
adalah anak Allah yang di ankat ke langit .
3 .Kelompok yang meyakini bahwa dia
adalah hamba Allah dan Rasulnya .
Merekalah kelompok yang No 3
Orang - orang muslim ,namum kaum
muslimin tersebut di bunuh oleh kedua kelompok pertama ,
Sehingga Sejak saat itu Islam
tenggelam hingga di utusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam .
Lalu di masa Tenggelamnya Ummat di
sebut masa Fitrah
قصص الا نبياء ( لابن كثير )
Bantuan penjelasan dari rekan kita :
Rasulullah Umur 12 tahun .
Ketika Rasulullah Umur 12 tahun dua
bulan 10 hari pamannya , Abu thalib , membawanya serta berdangang ke negara
syam hingga mereka sampai di suatu tempat bernama Kota Bushra yang masih
termasuk wilayah syam ,Ketika itu syam merupakan ibu kota negara - negara arab
yang masih mengadopsi Undang- undang Romawi.
Di negara inilah nabi muhammad di
kenal seorang Rahib ,( pendeta )Yang bernama Bahira / jaljis .Ketika rambongan
tiba dia langsung menyongsong mereka padahal sebelumnya dia tidak pernah
melakukan hal itu ,Kemudian berjalan di sela- sela mereka hingga sampai kepada
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam.Lalu memengang tangannya Sembari
berkata ,Inilah Penghulu Alam semesta , Inilah Utusan Rabb alam semesta ,Dia di
Utus sebagai Rahmat bagi alam semesta ini ,Abu tahlib dan pemuka Quraisy
bertanya kepadanya ,Bagaimana anda Tahu hal itu ...? Pendeta menjawab ,,
Sesungguhnya ketika kalian muncul dan naik dari bebukitan ,Tidak satupun dari
bebatuan / pepohonan melainkan bersujud terhadapnya ,Dan keduanya tidak akan
bersujud kecuali terhadap seorang Nabi ,Pendeta juga berkata aku mengetahui hal
ini ada tanda kenabian yg terletak pada bagian bawah tulang Rawan pundaknya
yang bentuknya seperti Apel ,Dan sesungguhnya kami juga mengetahui
dari kitap Suci kami , Kemudian pendeta mempersilahkan mereka dan menjamu
mereka secara istimewa ,Setelah itu pendeta meminta kepada Abu thalib agar
memulangkan keponakannya itu dengan segera ke mekkah , dan supaya tidak
membawanya lagi ke negara syam sebab hawatir bila tertangkap oleh orang - orang
romawi dan Yahudi ,Akhirnya ,Pamannya Abu thalib ini mengirimnya pulang bersama
sebagian anaknya ke Mekkah ,Hadist sunan at - tirmidzi 3620.
Saya tambahkan Catatan ini,agar
dapat merasakan betapa mulianya Rasulullah Saw,l :
DETIK-DETIK KELAHIRAN NABI MUHAMMAD
SAW
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوا تَسْلِيمَا
"Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya". (QS. Al-Ahzab-56)
Al-Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar
Al-Haitami Asy-Syafi’i di kitabnya An-Ni’matul Kubraa ‘Alal ‘Aalam hal. 61
telah menyebutkan ;
Bahwa sesungguhnya pada bulan
kesembilan kehamilan Sayyidah Aminah (bulan Rabi’ul Awwal), saat hari-hari
kelahiran Baginda Nabi Muhammad sudah semakin dekat, Allah SWT semakin
melimpahkan berbagai macam anugerahnya kepada Sayyidah Aminah, mulai malam
tanggal satu hingga malam tanggal 12 Bulan Rabi’ul Awwal malam kelahiran
Baginda Rasulullah Muhammad SAW;
Pada malam tanggal 1 Allah SWT
melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa kepada Sayyidah
Aminah, sehingga Beliau merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum
pernah dirasakan sebelumnya.
Pada malam tanggal 2 datang seruan
berita gembira kepadanya bahwa sebentar lagi dirinya akan mendapati anugerah
agung yang luar biasa dari Allah SWT.
Pada malam tanggal 3 datang seruan
memanggil kepadanya…”Wahai Aminah, sudah dekat saatnya Engkau akan melahirkan
Nabi Agung Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada
Allah SWT”.
Pada malam tanggal 4 Sayyidah Aminah
mendengar beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dan sangat jelas
sekali.
Pada malam tanggal 5 Sayyidah Aminah
mimpi bertemu dengan Nabiyyullah Ibrahim AS Khalilullah.
Pada malam tanggal 6 Sayyidah Aminah
melihat cahaya Rasulullah SAW memenuhi segala penjuru alam semesta.
Pada malam tanggal 7 Sayyidah Aminah
melihat para malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya
membawa kabar gembira, sehingga kebahagiaan dan kedamaiannya semakin memuncak.
Pada malam tanggal 8 Sayyidah Aminah
mendengar seruan memanggil dimana-mana, suara tersebut sangat jelas
mengumandangkan….”Berbahog ialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah
dekat saat kelahiran Nabi Agung Kekasih Allah SWT Pencipta alam semesta..”
Pada malam tanggal 9 Allah SWT semakin
mengucurkan limpahan Belas Kasih Sayangnya kepada Sayyidah Aminah, sehingga
tidak ada sedikitpun rasa sedih, susah atau sakit dalam diri dan jiwa Sayyidah
Aminah.
Pada malam tanggal 10 Sayyidah
Aminah melihat tanah Khoif dan Mina ikut bergembira ria menyambut kelahiran
Baginda Nabi Muhammad SAW .
Pada malam tanggal 11 Sayyidah
Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong
kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW.
Maka, pada malam 12 Bulan Rabi’ul
Awwal, langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun, saat itu Sayyid
Abdul Muthalib sedang bermunajat kepada Allah SWT di sekitar Ka’bah, dan
Sayyidah Aminah sendirian di rumah, tanpa ada seorangpun yang menemaninya,
tiba-tiba Beliau Sayyidah Aminah melihat tiang rumahnya terbelah, dan
perlahanan-lahan muncul empat wanita yang sangat anggun nan cantik jelita dan
diliputi cahaya yang memancar berkemilauan serta semerbak harum wewangian
memenuhi seluruh ruangan. Tiba-tiba wanita pertama datang dan berkata kepada
Sayyidah Aminah;
………”Sungguh, berbahagialah engkau
wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan
keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung
junjungan alam semesta Baginda Nabi Muhammad SAW. Kenalilah olehmu sesungguhnya
aku ini adalah Hawwa’ Ibunda seluruh umat manusia. Aku diperintahkan Allah SWT
untuk menemanimu….
Kemudian Ibu Hawwa’ duduk di samping
kanan Sayyidah Aminah. Dan mendekat lagi wanita yang kedua kepada Sayyidah
Aminah untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya;
………”Sungguh, berbahagialah engkau
wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan
keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Baginda Nabi
Muhammad SAW, seorang Nabi Agung yang dianugerahi Allah SWT kesucian yang
sempurna pada diri dan kepribadiannya. Nabi Agung yang ilmunya sebagai sumber
seluruh ilmunya para Nabi dan para kekasihnya Allah SWT. Nabi Agung yang
cahayanya meliputi seluruh alam. Dan ketahuilah olehmu wahai Aminah,
sesungguhnya aku ini adalah Sarah istri Nabiyyullah Ibrahim As, aku
diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu.”
Kemudian Sayyidah Sarah duduk di
sebelah kiri Sayyidah Aminah. Maka, wanita ketigapun kemudian mendekat dan
menyampaikan berita gembira kepadanya;
………”Sungguh, berbahagialah engkau
wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan
keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung
Baginda Nabi Muhammad SAW Kekasih Allah SWT yang paling agung, dan insan
sempurna yang paling utama mendapati pujian dari Allah SWT dan dari seluruh
makhuk-Nya. Perlu engkau ketahui sesungguhnya aku adalah Asiyah binti Muzahim
yang diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu”.
Kemudian sayyidah Asiyah binti Muzahim
tersebut duduk di belakang Sayyidah Aminah. Sejenak Sayyidah Aminah semakin
kagum, karena wanita yang ke empat adalah lebih anggun berwibawa dan memiliki
kecantikan luar biasa. Kemudian mendekat kepada Sayyidah Aminah untuk
menyampaikan kabar gembira;
………”Sungguh, berbahagialah engkau
wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan
keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung
Baginda Nabi Muhammad SAW yang dianugerahi Allah SWT berbagai macam mukjizat
yang sangat agung dan sangat luar biasa, Beliaulah junjungan seluruh penghuni
langit dan bumi, hanya untuk Beliau semata segala bentuk Sholawat (Rahmat
Ta’dhim) Allah SWT dan Salam Sejahtera-Nya yang sempurna. Ketahuilah olehmu
wahai Aminah, sesungguhnya aku adalah Maryam Ibunda Nabiyyullah Isa AS. Kami
semua ditugaskan Allah SWT untuk menemanimu demi menyambut kehadiran Baginda
Rasulullah Muhammad SAW.
Kemudian Sayyidah Maryam Ibunda
Nabiyyullah Isa AS duduk mendekatkan diri di depan Sayyidah Aminah. Maka,
keempat wanita suci mulia nan agung di sisi Allah SWT tersebut kemudian merapat
dan mengelilingi diri Ibunda Rasulullah Muhammad SAW Sayyidah Aminah Binti
Wahab, sehingga Ibunda Rasulullah SAW semakin memuncak rasa kedamaian dan
kebahagiaan dalam jiwanya. Kebahagiaan dan keindahan yang dialami oleh Ibunda
Rasulullah SAW saat itu, tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata. Dan peristiwa
demi peristiwa yang sangat agung, semakin Allah SWT limpahkan demi penghormatan
besar kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Keajaiban berikutnya adalah Sayyidah
Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya saling berdatangan
silih berganti memasuki ruangan Sayyidah Aminah dan mereka memanjatkan puja
puji dan tasbih kepada Allah SWT dengan berbagai macam bahasa yang
berbeda-beda.
Detik berikutnya adalah Sayyidah
Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan terlihat oleh Beliau berbagai macam
bintang-bintang di angkasa raya yang sangat indah berkilauan yang saling
berterbangan di langit ke segenap penjuru angkasa yang sangat cerah dipenuhi
cahaya.
Maka, detik berikutnya adalah Allah
SWT perintahkan kepada Malaikat Ridlwan penjaga sorga agar mengomando semua
bidadari sorga supaya berdandan rapi cantik jelita dan memakai segala macam
bentuk perhiasan kain sutera dengan bermahkotakan emas, intan permata yang
gemerlapan dan menebarkan wewangian sorga yang harum semerbak ke segala arah
demi menyambut kedatangan Baginda Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, Allah SWT limpahkan
mandat khusus kepada Malaikat Jibril AS untuk mengemban tugas agung dalam momen
yang paling agung dan bersejarah bagi seluruh makhluk Allah SWT, Firman Allah
SWT kepadanya;
يا جبريل صف راح الأرواح في أقداح
الشراب يا جبربل انشر سجادات القرب والوصال لصاحب النور والرفعة والإتصال يا جبريل
مر مالكا أن يغلق أبواب النيران يا جبريل قل لرضوان أن يفتح أبواب الجنان يا جبريل
البس حلة الرضوان يا جبريل اهبط إلى الأرض بالملائكة الصافين والمقربين والكروبيين
والحافين يا جبريل ناد في السموات والأرض في طولها والعرض قد آن أوان اجتماع
المحب بالمحبوب والطالب بالمطلوب
Yang artinya kurang lebih;
“Hai Jibril, serukanlah kepada
seluruh arwah suci para Nabi, para Rasul dan para Wali agar berkumpul berbaris
rapi menyambut kedatangan Nabi Agung Muhammad SAW.
Hai Jibril, bentangkanlah hamparan
kemuliaan dan keagungan derajat Al-Qurb dan Al-Wishal kepada Nabi Agung
Muhammad SAW yang memiliki Nur dan Maqam luhur di Sisi-Ku. Hai Jibril,
perintahkanlah kepada Malik agar menutup semua pintu neraka. Hai Jibril,
perintahkanlah kepada Ridlwan agar membuka seluruh pintu sorga. Hai Jibril,
pakailah olehmu Hullah Ar-Ridlwan (pakaian khusus yang diliputi Keridloan-Ku)
demi menyambut Kekasih-Ku Nabi Agung Muhammad SAW. Hai Jibril, turunlah ke bumi
dengan membawa seluruh pasukan malaikat, para Malaikat Muqarrabin, para Malaikat
Karubiyyin, para Malaikat yang selalu mengelilingi ‘Arasy, suruh mereka semua
turun ke bumi dan berbaris rapi demi memuliakan dan mengagungkan kedatangan
Kekasih-Ku Nabi Agung Muhammad SAW. Hai Jibril, kumandangkanlah seruan di
seluruh penjuru langit hingga lapis ke tujuh dan di segenap penjuru bumi hingga
lapisan paling dalam, beritakan kepada seluruh makhluk-Ku bahwa sesungguhnya
…Sekarang telah tiba saatnya kedatangan Nabi akhir zaman, Nabi Agung kekasih
Allah SWT, Baginda Nabi Muhammad SAW ………….
Kemudian seketika itu pula Malaikat
Jibril AS secepat kilat langsung melaksanakan seluruh mandat khusus dan agung
dari Allah SWT tersebut. Serentak Beliau bawa seluruh pasukan malaikat turun ke
bumi hingga memenuhi seluruh gunung-gunung Makkah dan berbaris rapi meliputi
seluruh tanah suci Makkah. Sayap-sayap mereka terlihat laksana mega-mega putih
berkilauan memenuhi angkasa. Dan saat itu pula seluruh hewan-hewan yang ada di
segenap penjuru di bumi, di lautan dan di angkasa bersuka cita demi menyambut
kedatangan Baginda Nabi Muhammad SAW.
Ibunda Rasulullah SAW Sayyidah
Aminah berkata; Saat itu pula, dengan ijin Allah SWT, bisa terlihat jelas
olehku gedung-gedung yang ada di Syiria dan Palestina. Aku juga melihat tiga
pilar bendera yang dibawa oleh para malaikat. Yang satu ditancapkan di jagad
timur, yang satu ditancapkan di jagad barat dan yang satunya lagi di atas
Ka’bah Baitullah. Dalam keadaan yang dipenuhi oleh misteri segala keajaiban
yang sedemikian rupa, seketika pula datang serombongan burung-burung bercahaya
yang indah memenuhi ruanganku, datang silih berganti. Paruh dan sayapnya adalah
berupa mutiara zamrud dan yaqut yang indah sekali. Burung-burung tersebut
menebarkan berbagai macam mutiara dan permata yang beraneka ragam indahnya di
ruanganku. Setelah itu mereka serentak memanjatkan puja puji dan tasbih kepada
Allah SWT.
Dan aku lihat pula para malaikat
datang bergerombolan dan silih berganti sambil membawa mabkharah (tempat dupa)
berupa emas merah dan emas putih yang berisikan dupa-dupa wewangian sorga yang
semerbak harum baunya memenuhi seluruh jagad raya, sambil bergemuruh suara
mereka mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Agung Rasulullah Muhammad
SAW. Seketika itu pula aku lihat bulan terbelah di atasku laksana qubah, dan
bintang-bintang gemerlapan berjajar rapi di atas kepalaku laksana mata rantai
emas intan permata. Dan tiba-tiba telah ada di sisiku secangkir minuman putih
bening melebihi susu.
Seketika aku meminumnya, dan terasa
nikmat sekali, kelezatan manisnya melebihi gula dan madu, dan kesejukkannya
melebihi salju (es). Maka seketika lepaslah segala dahagaku. Sangat terasa
nikmat, segar dan lezat sekali yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Seketika cahaya yang luar biasa meliputi diriku. Kemudian, datanglah burung
putih berkilauan cahaya mendekati dan mengusapkan sayapnya pada diriku. Saat
itulah tanda-tanda kelahiran mulai aku rasakan dan aku bersandar pada para
wanita yang ada di sekelilingku. Seketika lahirlah Nabi Agung akhir zaman,
Kekasih Allah SWT yang sempurna, Rasulullah Muhammad SAW, dan saya tidak
melihat kecuali hanya sinar cahaya yang sangat agung. Tidak lama kemudian, aku
melihat putraku (Rasulullah Muhammad SAW) telah berada di sampingku terselimuti
dengan sutera putih di atas hamparan sutera hijau dalam keadaan sujud mengiba
ke hadirat Allah SWT dengan mengangkat jari telunjuknya. Dan saya mendengar
Beliau Rasulullah SAW mengucapkan ;
ألله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا
وسبحان الله بكرة وأصيلا
……….”Allah Maha Besar dengan segala
Keagungan-Nya, Segala Puji bagi Allah atas segala anugerah-Nya, Maha Suci Allah
kekal abadi selama-lamanya………”
Pada saat itulah semakin memuncak
kegembiraan seluruh penghuni alam semesta. Para Malaikat, Para Nabi, Para Wali,
Para bidadari sorga, seluruh makhluk-makhluk Allah SWT yang ada di daratan, di
lautan di angkasa dan bahkan bumi, laut, udara, bintang-bintang, bulan,
matahari, langit, kursiy dan Arasy, seluruhnya benar-benar meluapkan
kegembiraan dan memuncakkan Sholawat Ta’dhim kepada Kekasih Allah SWT, Nabi
Akhir Zaman, Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Dan bahkan Ka’bah Baitullah ikut
bergetar selama 3 hari berturut-turut karena bahagia dan bangga menyambut
kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana yang telah disebutkan
dalam Maulid Ad-diba’iy Lil Imam Abdur Rahman Ad-Diba’iy hal 192 dan 193 ;
فاهتز العرش طربا واستبشارا وازداد
الكرسي هيبة ووقارا وامتلأت السموات أنوارا وضجت الملائكة تهليلا وتمجيدا
واستغفارا
Yang artinya kurang lebih;
“Sesungguhnya (pada saat kelahiran
Baginda Nabi Muhammad SAW), ‘Arasy seketika gentar hebat luar biasa meluapkan
kebahagiaan dan kegembiraannya, dan Kursiy juga semakin tambah kewibawaan dan
keagungannya, dan seluruh langit dipenuhi cahaya yang bersinar terang dan para
malaikat seluruhnya serentak bergemuruh memanjatkan tahlil, tamjid dan istighfar
kepada Allah SWT dengan mengucapkan;
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا
الله والله أكبر أستغفر الله
Yang artinya kurang lebih;
“Maha Suci Allah, Segala puji bagi
Allah, Tidak ada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar, saya beristighfar
(memohon ampun) kepada Allah SWT..”
Sesungguhnya dengan keagungan Beliau
Baginda Rasulullah Muhammad SAW di sisi Allah SWT, maka Allah SWT telah
memerintahkan kepada para malaikat-Nya yang agung yakni Malaikat Jibril,
Malaikat Muqarrabin, Malaikat Karubiyyin, Malaikat yang selalu mengelilingi
Arasy dan lainnya agar serentak berdiri pada saat detik-detik kelahiran Baginda
Nabi Muhammad SAW dengan memanjatkan Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir, dan
Istighfar kepada Allah SWT.
Semua fenomena keajaiban-keajaiban
agung yang terjadi pada saat detik-detik kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW
yang diwujudkan oleh Allah SWT, semata-mata hanya menunjukkan kepada semua
makhluk-makhluknya Allah SWT bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW adalah makhluk
yang paling dicintai-Nya, makhluk yang paling agung dan mulia derajatnya di
sisi-Nya.
Dan riwayat-riwayat semua yang
tersebutkan di atas, bukan sekedar cerita belaka, namun telah kami nukil
data-datanya dari kitab-kitab para ulama ahlussunnah waljama’ah yang sangat
akurat dan otentik. Diantaranya adalah Kitab Al-Hawi Lil Fatawi yang dikarang
oleh Al-Imam Asy-Syaikh Jalaluddin Abdur Rahman As-Suyuthi yang telah mengarang
tidak kurang dari 600 kitab yang dijadikan marja’ (pedoman) bagi para ulama
ahlussunnah waljama’ah dalam penetapan hukum-hukum syariat Islam. Bahkan para
ulama ahlussunnah waljama’ah telah sepakat menjuluki Beliau dengan gelar
‘Jalaaluddiin’ yakni sebagai pilar keagungan agama Islam.
Bukan hanya dari kitab Beliau saja
kami menukil, namun juga dari kitab-kitab para ulama ahlussunnah waljama’ah
lainnya yang juga telah disepakati dan dijadikan sebagai sumber pedoman oleh
para ulama.
Diantaranya adalah Kitab Dalailun
Nubuwwah Lil Imam Al-Baihaqi, Kitab Dalailun Nubuwwah Lil Imam Abu Na’im
Al-Ashfahaniy, Kitab An-Ni’matul Kubra ‘Alal ‘Aalam Lil Imam Syihabuddin Ahmad
Ibnu Hajar Al-Haitami, Kitab Sabiilul Iddikar Lil Imam Quthbul Ghouts
Wad-Da’wah Wal-Irsyad Al-Habib Abdullah bin ‘Alawi Al-Haddad, Kitab Al-Ghurar
Lil Imam Al-Habib Muhammad bin Ali bin Alawiy Khird Ba Alawiy Al-Husainiy,
Kitab Asy-Syifa’ Lil Imam Al-Qadli ‘Iyadl Abul Faidl Al-Yahshabiy, Kitab
As-Siirah An-Nabawiyyah Lil Imam As-Sayyid Asy-Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan
Al-Hasaniy, Kitab Hujjatullah ‘Alal ‘Aalamin Lis Syaikh Yusuf bin Ismail
An-Nabhaniy…dan kitab-kitab lainya yang mu’tamad dan mu’tabar (diakui dan
dijadikan pedoman oleh para ulama).
Sumber: Kitab Nurul Musthofa Jilid
1, Habib Murtadho bin Abdullah bin Ahmad Al-Kaff — bersama M Roziqin, Maska
Bolodewo AL-gentongy, M Roziqin, Aswajanu Centerjatim, Lidha Gadiz Biaza,
Sahlawi Zain, Pc Gp Ansor Solo, Tuan Guru Mufti, Pc Gp Ansor Kencong, GP Ansor
PC Tapteng, Nauf El-Kawakiby, Anaz Ronggo, PC Fatayat NU Kudus, Ahmad Irfan
Maulana Syh, Nadya Azmi, Pc Gp Ansor Bondowoso, GP Ansor Jember, PC GP Ansor Sumenep,
Man Epunk, PC Ansor Bantul, Nahdlatul Ulama, Ali Baharun, Ancab Lamongan GP
Ansor, Ady Kriesna, Peduli Universitas Bondowoso, Miftahulhuda Sh, Ansorbali,
Muzammil SPd, GP Ansor Nganjuk, Ibnu Muhyi Al-Din, GP Ansor Lombok Tengah, Tuan
Muda Fillah, Gp Ansor Situbondo, Dewi Cinta, Misbahul Choir, Pc Gp Ansor
Bangil, Amin Said Husni, FatayatNu Imza Hongkong, Daris Cinta Aswaja, ROmo Yai
Kanjeng, Banser Jepara Jateng, GP Ansor Dki Jakarta, Saiful Rizal, Alfaqier
Ilaa Rohmati Robbih, Sang Prabu I, Bash Alwie, Zaheer Zein Al-faeyad, Gp Ansor
Tulungagung Jatim dan Gp Ansor Sidoarjo.
=========================================
JAGAN MEMECAH BELAH UMAT ISLAM ,
BEGITU KOMENTARNYA.
ISLAM YANG MANA ?,PENGEMBAN AMANAT
YAHUDI YANG DIKATAKAN ISLAM ? ,KAUM TAKFIRI YANG MEMANFA’ATKAN ISLAM UNTUK MISI
YAHUDI, DIKATAKAN ISLAM ? YANG MENGKAFIRKAN AYAH DAN BUDA SERTA PAMAN DAN KAKEK
NABI MUHMMAD SAW YANG DIKATAKAN BERTAUHID ?
YANG MENGATAKAN ABU JAHAL,FIR’AUN
DAN IBLIS LEBIH BERTAUHID ,ITUKAG NAMANYA BERTAUHID ? YANG MENGATAKAN NABI
MUHAMMAD SAW TIDAK MAKSUM,DAN TIDAK ADA SYAFA'AT NABI MUHAMMAD SAW BAIK DUNIA
MAUPUN AHERAT ? YANG MENGKAFIRKAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW,YANG MENGKAFIRKAN
NUZUL QUR'AN,YANG MENNGKAFIRKAN,MENCIUM AL-QUR'AN,YANG MENGKAFIRKAN MEMBACA
SODAQOLLAHUL 'AZIEM, YANG MENKAFIRKAN MENGATAKAN " SAYYIDINA" ATAS
NABI MUHMMAD SAW ...ITUKAH YANG BERTAUHID ?
ITUKAH ISLAM ?
YANG MENEGAKAN MAULID MUHAMMAD BIN
ABDUL WAHAB .... ITU ISLAMKAH ? YANG MENGKAFIRKAN NABI ADAM DAN SITI HAWA ?
YANG MENGATAKAN NABI ADAM AS,BUKAN NABI DAN RASUL ,YANG MENGKAFIRKAN TAWASUL
SEJAK NABI ADAM AS SAMPAI KE NABI MUHAMMAD SAW,PARA SAHABATNYA DAN PARA ULAMAK
,ADALAH MUSYRIK ? ITUKAH ISLAM NAMANYA ? ….
YANG MELAKUKAN PELACURAN
SYARI’AH/NIKA JIHAD, YANG MENGATAKAN LEBIH BAIK BERZINA,LEBIH BAIK MELACUR DAN
MABUK MABUKAN DARI PADA TAHLIAN,ITUKAH ISLAM ?
Ingat ! Bagi mereka yg beranggapan
ayah dan ibu nabi kafir.
Maka silahkan baca pengakuan
langsung dari Nabi Muhammad Saw
“Saya Muhammad bin Abdullah bin
Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kinanah bin Khuzaimah
bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizaar, tidaklah berpisah manusia menjadi
dua kelompok (nasab) kecuali saya berada di antara yang terbaik dari keduanya
.Maka saya lahir dari ayah ibuku dan tidaklah saya terkena ajaran jahiliyah.
Dan saya terlahir dari pernikahan (yang sah). Tidaklah saya dilahirkan dari
orang yang jahat sejak Adam sampai berakhir pada Ayah dan ibuku. Maka saya
adalah pemilik nasab yang terbaik di antara kalian dan sebaik baik nasab (dari
pihak) ayah (HR.Baihaqi dlm dalailun Nubuwwah dan Imam Hakim dari Anas r.a. ,
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya j. h.404 dan juga
oleh Imam At Thobari dalam Tafsirnya j.11 h.76) Oleh karena itu janganlah kita
sembrono dan lancang menilai bahwa kedua orang tua nabi kafir karna ini sangat
menyakiti perasaan rosulillah Muhammad ibni Abdillah...
Yang baru melek ! Sebaiknya
diam,merenung,banyak-banyak belajar ! tampung semua informasi,lalu ambil
kesimpulan mana yang akan diikuti..titik.Jika belum tau kejar ,sampai tau,gali
pengetahuan jagan sampai terkibuli. Untung ada banyak yang mau kasih tau,jika
tidak,maka tidak tau mana yang salah mana yang benar,tidak ada yang dapat
dijadikan pertimbangan,kalo sudah kecebur dan sadar,lalu bilang " SAYA
TIDAK TAU".Jangan sampai begitu menimpa kita !
BERIKUT DITAMBAHKAN,TERKAIT DASAR
DASAR ORANG YANG TAK MENINDAHKAN ULAMAK "
Sembrono dalam memaknai alqur'an
secara harfiah maka dgn sendiri gerakan yang mengaku sebagai pemurni tauhid,
penegak sunah pembrantas bid'ah di sadari tidak di sadari mereka telah
mengkafirkan dirinya Sendiri. Inilah salah satu dari beberapa bahaya pemahaman
Alqur'an ala kaum cingkrang.
================== Surat al-Ma’idah:
44, salah satu ayat yang disalahgunakan untuk melegalkan aksi para teroris atas
nama agama; mereka sengaja manipulasi makna kandungan ayat tersebut untuk
mencuci otak & rekrut anggota. Waspada…. jangan sampai anda terjebak…!!!
Firman Allah yang dimaksud adalah:
ومن لم يحكم بما أنزل الله فأولئك هم الكافرون (المائدة: 44)…… ”
Sesungguhnya Kami telah menurunkan
Kitab Taurat, yang mengandungi petunjuk dan cahaya yang menerangi; dengan Kitab
itu nabi-nabi yang menyerah diri (kepada Allah) menetapkan hukum bagi
orang-orang Yahudi, dan (dengannya juga) ulama mereka dan pendita-penditanya
(menjalankan hukum Allah), sebab mereka diamanahkan memelihara dan menjalankan
hukum-hukum dari Kitab Allah (Taurat) itu, dan mereka pula adalah menjadi penjaga
dan pengawasnya (dari sebarang perubahan). Oleh itu janganlah kamu takut kepada
manusia tetapi hendaklah kamu takut kepadaKu (dengan menjaga diri dari
melakukan maksiat dan patuh akan perintahKu); dan janganlah kamu menjual
(membelakangkan) ayat-ayatKu dengan harga yang sedikit (kerana mendapat rasuah,
pangkat dan lain-lain keuntungan dunia);dan sesiapa yang tidak menghukum dengan
apa yang telah diturunkan oleh Allah (kerana mengingkarinya), maka mereka
itulah orang-orang kafir.” ——–
Para ulama kita menyatakan bahwa
ayat di atas tidak boleh dimaknai secara harfiyah. Sebab mengambil faham
harfiyah; dengan memaknai makna zhairnya akan menghasilkan bumerang. Artinya,
klaim“kafir”secara mutlak terhadap orang yang tidak memakai hukum Allah akan
kembali kepada dirinya sendiri. Artinya sadar atau tidak sadar ia akan
mengkafirkan dirinya sendiri, karena seorang muslim siapapun dia, [kecuali para
Nabi dalam masalah ajaran agama], akan jatuh dalam dosa dan maksiat. Artinya,
ketika orang muslim tersebut melakukan dosa dan maksiat berarti ia sedang tidak
melaksanakan hukum Allah. Lalu, apakah hanya karena dosa dan maksiat, bahkan
bila dosa tersebut dalam kategori dosa kecil sekalipun, ia dihukumi sebagai
orang kafir?!
Bila demikian berarti semenjak
dimulainya sejarah kehidupan manusia tidak ada seorangpun yang beragama Islam,
sebab siapapun manusianya pasti berbuat dosa dan maksiat. karenanya, firman
Allah di atas tidak boleh dipahami secara harfiyah “Barangsiapa tidak memakai
hukum Allah maka ia adalah orang kafir”, pemahaman harfiyah semacam ini salah
dan menyesatkan. Al-Imam al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya dalam penjelasan
ayat ini menyatakan bahwa ayat ini mengandung takwil sebagaimana dinyatakan
oleh sahabat Abdullah ibn Abbas dan sahabat al-Bara’ ibn Azib. Al-Qurthubi
menuliskan sebagai berikut: “Seluruh ayat ini turun di kalangan orang-orang
kafir (Yahudi).
Sebagaimana hal ini dijelaskan dalam
Shahih Muslim dari hadits sahabat al-Bara’ ibn Azib. Adapun seorang muslim,
walaupun ia melakukan dosa besar [selama ia tidak menghalalkannya], maka ia
tetap dihukumi sebagai orang Islam, tidak menjadi kafir. Kemudian menurut satu
pendapat lainnya; bahwa dalam ayat di atas terdapat makna tersembunyi (izhmar),
yang dimaksud ialah: ”Barang siapa tidak memakai hukum Allah, karena menolak
al-Qur’an dan mengingkarinya, maka ia digolongkan sebagai orang-orang kafir”.
Sebagaimana hal ini telah dinyatakan dari Rasullah oleh sahabat Abdullah ibn
Abbas dan Mujahid. Inilah yang dimaksud dengan ayat tersebut” [al-Jami’ Li
Ahkam al-Qur’an, j. 6, h. 190].
Selain penafsiran sahabat Abdullah
ibn Abbas dan al-Bara’ ibn Azib di atas, terdapat banyak penafsiran serupa dari
para sahabat lainnya. Di antaranya penafsiran Abdullah ibn Mas’ud dan al-Hasan
yang menyebutkan bahwa ayat tersebut berlaku umum bagi orang-orang Islam,
orang-orang Yahudi maupun orang-orang kafir, dalam pengertian bahwa siapapun
yang tidak memakai hukum Allah dengan menyakini bahwa perbuatan tersebut adalah
sesuatu yang halal maka ia telah menjadi kafir. Adapun seorang muslim yang
berbuat dosa atau tidak memakai hukum Allah dengan tetap menyakini bahwa hal
tersebut suatu dosa yang haram dikerjakan maka ia digolongkan sebagai muslim
fasik. Dan seorang muslim fasik semacam ini berada di bawah kehendak Allah;
antara diampuni atau tidak. Pendapat lainnya dari al-Imam al-Sya’bi menyebutkan
bahwa ayat ini khusus tentang orang-orang Yahudi. Pendapat ini juga dipilih
oleh al-Nahhas. Alasan pendapat ini ialah;
1. Bahwa pada permulaan ayat ini
yang dibicarakan adalah orang-orang Yahudi, yaitu pada firman Allah; “Lilladzin
Hadu…”. Dengan demikian maka dlamir [kata ganti] yang dimaksud dalam ayat
tersebut adalah orang-orang Yahudi, bukan orang-orang Islam.
2. Bahwa pada ayat sesudah ayat ini,
yaitu pada ayat 45, adalah firman Allah; “Wa Katabna ‘Alaihim…”. Ayat 45 ini
telah disepakati oleh para ahli tafsir, bahwa dlamir yang ada di dalamnya yang
dimaksud adalah orang-orang Yahudi. Dengan demikian jelas antara ayat 44 dan 45
memiliki korelasi kuat bahwa yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi
[sebagaimana hal ini dapat dipahami dengan ’Ilm Munasabat al-Ayat].
Kemudian diriwayatkan bahwa sahabat
Hudzifah ibn al-Yaman suatu ketika ditanya tentang ayat 44 ini; “Apakah yang
dimaksud oleh ayat ini adalah Bani Isra’il?” sahabat Hudzaifah menjawab
menjawab; “Benar, ayat itu tentang Bani Isra’il”. Sementara menurut al-Imam
Thawus [murid Abdullah ibn Abbas] bahwa yang dimaksud “kufur” dalam ayat 44 ini
bukan pengertian kufur yang mengeluarkan seseorang dari Islam, tetapi yang
dimaksud “kufur” disini adalah dosa besar. Tentu berbeda, masih menurut Imam
Thawus, dengan apa bila seseorang membuat hukum dari dirinya sendiri kemudian
ia meyakini bahwa hukumnya tersebut adalah hukum Allah [atau lebih baik dari
hukum Allah], maka orang semacam ini telah jatuh dalam kufur; yang telah
benar-benar mengeluarkannya dari Islam.
Al-Imam Abu Nashr al-Qusyairi, [dan
Jumhur Ulama] berkata bahwa pendapat yang menyatakan orang yang tidak memakai
hukum Allah maka ia telah menjadi kafir adalah pendapat kaum Khawarij.
[Kelompok Khawarij terbagi kepada beberapa sub sekte. Salah satunya sekte
bernama al-Baihasiyyah. Kelompok ini mengatakan bahwa siapa saja yang tidak
memakai hukum Allah, walaupun dalam masalah kecil, maka ia telah menjadi kafir;
keluar dari Islam]. Dalam kitab al-Mustadrak ‘Ala ash-Shahihain, al-Imam
al-Hakim meriwayatkan dari sahabat Abdullah ibn Abbas dalam mengomentari tiga
ayat dari surat al-Ma’idah (ayat 44, 45 dan 46) di atas, bahwa Abdullah ibn
Abbas berkata: “Yang dimaksud kufur dalam ayat tersebut bukan seperti yang
dipahami oleh mereka [kaum Khawarij], bukan kufur dalam pengertian keluar dari
Islam. Tetapi firman Allah: “Fa Ula-ika Hum al-Kafirun” adalah dalam pengertian
bahwa hal tersebut [tidak memakai hukum Allah] adalah merupakan dosa besar”.
Artinya, bahwa dosa besar tersebut seperti dosa kufur dalam keburukan dan
kekejiannya, namun demikian bukan berarti benar-benar dalam makna kufur keluar
dari Islam. Pemahaman semacam ini seperti sebuah hadits dari Rasulullah, bahwa
ia bersabda: سباب المسلم فسوق وقتاله كفر (رواه أحمد) (Mencaci-maki muslim
adalah perbuatan fasik dan membunuhnya/memeranginya adalah perbuatan “kufur”).
HR. Ahmad. “Kufur” yang dimaksud dalam hadits ini bukan pengertian keluar dari
Islam.
Bukan artinya; bila dua orang muslim
saling bunuh, maka yang membunuhnya menjadi kafir. Bukankah ”hukum bunuh” itu
sendiri salah satu yang disyari’atkan oleh Allah, misalkan terhadap para pelaku
zina muhsan [yang telah memliki pasangan], hukum qishas; bunuh dengan bunuh,
memerangi kaum bughat [orang-orang Islam yang memberontak], dan lain-lain.
Apakah kemudian mereka yang
memberlakukan hukum bunuh tersebut telah menjadi kafir??!! Tentu tidak, karena
nyatanya jelas mereka sedang memberlakukan hukum Allah. Oleh karenanya
peperangan sesama orang Islam sudah terjadi dari semenjak masa sahabat dahulu
[lihat misalkan antara kelompok sahabat Ali ibn Abi Thalib, sebagai khalifah
yang sah saat itu, dengan kelompok Mu’awiyah], dan kejadian semacam ini terus
berlanjut hingga sekarang. Apakah kemudian orang-orang mukmin yang berperang
atau saling bunuh sesama mereka tersebut menjadi kafir; keluar dari Islam??!
Siapa yang berani mengkafirkan sahabat Ali ibn Abi Thalib, Ammar ibn Yasir,
az-Zubair ibn al-Awwam, Thalhah ibn Ubadillah, Siti Aisyah [yang notabene Istri
Rasulullah], dan para sahabat lainnya yang terlibat dalam perang tersebut??!!
Orang yang berani mengkafirkan mereka maka dia sendiri yang kafir.
Kemudian dari pada itu, dalam
al-Qur’an Allah berfirman: وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا (الحجرات: 9) Dalam
ayat ini dengan sangat jelas disebutkan: “Apa bila ada dua kelompok mukmin
saling membunuh….”. Artinya sangat jelas bahwa Allah tetap menyebut dua
kelompok mukmin yang saling membunuh tersebut sebagai orang-orang mukmin; bukan
orang kafir. Yang ironis adalah ayat 44 QS. Al-Ma’idah ini oleh beberapa
komunitas yang mengaku gerakan keislaman seringkali dipakai untuk mengklaim
kafir terhadap orang-orang yang tidak memakai hukum Allah, termasuk klaim kafir
terhadap orang yang hidup dalam suatu negara yang tidak memakai hukum Islam.
Bahkan mereka juga mengklaim bahwa negara tersebut sebagai Dar Harb atau Dar al
Kufr.
Klaim ini termasuk di antaranya
mereka sematkan kepada negara Indonesia. pertanyaannya; negara manakah yang
secara murni memberlakukan hukum Islam?? Sayyid Quthub dalam karyanya “Fi
Zhilal al-Qur’an” menyatakan bahwa masa sekarang tidak ada lagi orang Islam
yang hidup di dunia ini, karena tidak ada satupun negara yang memakai hukum
Allah. Menurutnya suatu negara yang tidak memakai hukum Allah waluapun dalam
masalah sepele maka pemerintahan negara tersebut dan rakyat yang ada di
dalamnya adalah orang-orang kafir. Kondisi semacam ini menurutnya tak ubah
seperti kehidupan masa jahiliyah dahulu sebelum kedatangan Islam.
Pernyataan Sayyid Quthub ini banyak
terulang dalam karyanya; Fi Zhilal al-Qur’an. Lihat misalkan j. 2, h. 590, dan
h. 898/ j. 2, Juz 6, h. 898/ j. 2, h. 1057/ j. 2, h. 1077/ j. 2, h. 841/ j. 2,
h. 972/ j. 2, h. 1018/ j. 4, h. 1945 dan dalam beberapa tempat lainnya. Juga ia
sebutkan dalam karyanya yang lain, seperti Ma’alim Fi al-Thariq, h. 5-6/ h.
17-18 Terakhir, saya kutip tulisan A. Maftuh Abegebriel yang menyimpulkan bahwa
kekeliruan dalam memahami QS. al-Ma’idah: 44 tersebut adalah salah satu akar
teologis dan politis dari berkembangnya gerakan radikal di beberapa negara
timur tengah, seperti gerakan Ikhwan al-Muslimin pasca kepempinan dan wafatnya
Syaikh Hasan al-Banna (Rahimahullah).
Padahal di negara Mesir, yang merupakan
basis awal gerakan al-Ikhwan al-Muslimun, belakangan menolak keras kelompok
yang dianggap ekstrim ini bahkan memejarakan orang-orang yang terlibat di
dalamnya. Faham Sayyid Quthub di atas seringkali dijadikan “ajaran dasar” oleh
banyak gerakan, seperti Syabab Muhammad, Jama’ah al-Takfir Wa al-Hijrah,
Jama’ah al-Jihad, al-Jama’ah al-Islamiyyah dan banyak lainnya. Muara semua
gerakan tersebut adalah menggulingkan kekuasan setempat dan mengklaim mereka
sebagai orang-orang kafir dengan alasan tidak memakai hukum Islam. [Lebih luas
tentang ini baca di antaranya; A. Maftuh Abegebriel, Fundamentalisme Islam;
Akar teologis dan politis (Negara Tuhan; The Thematic Incyclopaedia), h.
459-555].
karenanya oleh beberapa kalangan,
Sayyid Quthub dianggap sebagai orang yang menghidupkan kembali faham sekte
al-Baihasiyyah di atas. Sekali lagi, anda jangan memahami ayat di atas secara
harfiyah atau letterleg alias tafsir cingkrang saja. karena bila anda memahami
secara harfiyah maka berarti sama saja anda menanamkan “akar terorisme” pada
diri anda…!!! Hati-hati…!!!
Dan masih banyak lagi hadist
terkait,jadi jagan sampai kita menggunakan MATA SATU.
Semoga bermafa’t
Allahumma soli’ala sayyidina
muhammad wa’ala alihi wa ashabihi ajma’in
Tidak ada komentar:
Posting Komentar